
RADARSEMARANG.ID, Awal mula Jepang menguasai Indonesia untuk kepentingan politik dan ekonomi. Jepang menginginkan bahan baku industri yang tersedia di Indonesia untuk kepentingan ekonomi negaranya. Disamping itu, Indonesia juga merupakan daerah pemasaran industri yang sangat strategis bagi Jepang untuk menghadapi persaingan dengan tentara sekutu. Tiga tempat penting pendaratan Jepang ketika masuk di Indonesia, yakni Tarakan (Kalimantan), Palembang (Sumatra), dan Jakarta (Jawa).
Perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang yakni perubahan dalam aspek geografi; kesengsaraan menyebabkan besarnya angka kematian, Jepang menggerakkan tanaman rakyat yang mendukung sebagai bahan produksi minyak yang dibutuhkan dalam perang yaitu tanamam pohon.

Perubahan dalam aspek ekonomi; putusnya perdagangan dunia pada waktu itu dalam pembatasan ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian yang terbuat dari benang sehingga rakyat banyak memakai goni menjadi tren saat penjajahan jepang.
Perubahan dalam aspek pendidikan; kegiatan pendidikan dan pengajaran turun sementara pengenalan budaya Jepang dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. Perubahan dalam aspek politik; dengan kebijakan yang kaku dan keras secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan aktifitasnya.

Sebetulnya materi kedatangan Jepang di Indonesia mudah dimengerti dan dipahami oleh peserta didik termasuk di SMPN 2 Warungasem Batang. Namun karena pembelajaran masih konvensional, banyak peserta didik yang merasa jenuh. Sehingga hasil pembelajaran rendah. Untuk itu penulis menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model ini cocok mendorong peserta didik aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Suyatno (2009) PBL merupakan proses pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan nyata siswa sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Tujuan PBL menuntut kemampuan siswa untuk menghadapi tantangan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan PBL yakni orientasi peserta didik terhadap masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan dan aktivitas yang akan dilakukan peserta didik.
Mengorganisasi peserta didik melalui pembelajaran online dan PTM untuk membaca buku paket dan artikel serta mencari permasalahan yang ditemukan didalam artikel bacaan tersebut, dan menuliskannya. Memberikan bimbingan petunjuk dan mendorong peserta didik melalui geogle classroom mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen serta membagi ide untuk memecahkan masalah tersebut.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru mengoordinasikan peserta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul. Peserta didik memberi argumentasi terhadap jawaban pemecahan masalah dalam bentuk laporan. Mengevaluasi dan menganalisis proses pemecahan masalah. Guru memantau lewat pembelajaran online dan PTM hasilnya dikirim melalui WA grup dan aktivitas dilakukan secara protokol kesehatan.
Dengan metode PBL, peserta didik kelas VIII SMPN 2 Warungasem menjadi lebih bersemangat, aktif dalam mengemukakan pendapat melalui WA grup dan menyenangkan serta proaktif.
Ke depan peserta didik diharapkan bersikap dan berperilaku sesuai protokol kesehatan yang mencerminkan integritas sosial di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Implementasi dengan PBL terletak pada keikutsertaan peserta didik dalam memahami realitas kehidupan berintegrasi di dalam masyarakat. Realitas inilah yang menjadi inspirasi dalam melakukan analisis, sehingga guru berperan sebagai perencana dan pendesain pembelajaran. Sedangkan siswa menggunakan kemampuan berpikir dan bertanya tentang materi integritas baik secara mandiri atau berkelompok. Sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami peserta didik. (una/lis)
Guru IPS SMPN 2 Warungasem, Kabupaten Batang