31 C
Semarang
Sabtu, 1 April 2023

Perubahan Sosial Paradigma Guru Mengajar melalui Pemanfaatan Articulate Storyline

Oleh : Zakiyah M., S.S

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Kegiatan belajar mengajar merupakan konsep yang saling terikat. Belajar didefinisikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai bentuk pengalaman yang diperoleh dalam interaksi di lingkungannya (Pupu, 2019:3).

Sedangkan mengajar dapat dimaknai “teaching is the guidance of learning” yang berarti bimbingan kepada peserta didik dalam proses belajar (Pupu, 2019:4). Menelaah arti kegiatan belajar dan mengajar memberikan pemahaman bahwa antara dua kegiatan tersebut saling berkaitan dan diperlukan pola interaksi yang tepat antara guru dan siswa dalam mewujudkannya.

Teacher centered learning atau konsep belajar yang berpusat pada guru merupakan bentuk paradigma pembelajaran konvensional yang biasanya dilakukan dengan cara lama seperti ceramah.

Pada paradigma pembelajaran modern, sifatnya lebih konstruktif dan mengakomodasi perkembangan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sehingga guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Perubahan paradigma pembelajaran tersebut tentunya memunculkan perubahan sosial yang terjadi di dunia pendidikan.

Baca juga:  Memahami Materi Perubahan Sosial dari Wabah Covid-19

Selo Soemardjan dalam Soekanto (2013:263) mendefinisikan perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Perubahan sosial di dunia pendidikan pasti terjadi untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang lebih maju melalui tenaga pendidik yang profesional.

Pendapat dari beberapa sosiolog menjelaskan terdapat kondisi sosial primer yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan sosial.

Secara khusus William F.Ogburn dalam Soekanto (2013:264) memberikan penekanan perubahan sosial disebabkan kondisi teknologis (Soekanto, 2013:264). Sudah saatnya guru mengubah paradigma pembelajaran dengan lebih memanfaatkan teknologi terutama di era digital dampak revolusi industri 4.0.

Pemanfaatan teknologi perlu diimbangi dengan paradigma pembelajaran modern. Kualitas pembelajaran menjadi lebih optimal jika proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat aktif mengembangkan dirinya di bawah bimbingan gurunya (Gulo, 2008:23).

Maka, tetap diperlukan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam paradigma pembelajaran modern. Karena jika dibandingkan dengan paradigma konvensional yang berfokus pada guru akan cenderung menjadikan siswa pasif, model pembelajaran monoton, dan menjadikan siswa mudah jenuh.

Baca juga:  Mudahnya Belajar Materi Perubahan Sosial Budaya dengan ATK

Hal ini berdampak pada pemahaman dan motivasi belajar siswa yang menurun. Motivasi belajar dapat diperoleh melalui pembelajaran yang menyenangkan. Penggunaan paradigma pembelajaran modern dengan pemanfaatan teknologi menjadi perpaduan yang tepat agar siswa dapat melakukan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (BPTIK Dikbud) Provinsi Jawa Tengah memberikan bimtek pendayagunaan TIK dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Kota Mungkid.

Penekanan penting dalam bimtek tersebut adalah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan juga meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu bimbingan yang diberikan adalah pemanfaatan aplikasi articulate storyline 3 dalam pembelajaran.

Aplikasi articulate storyline 3 merupakan multimedia authoring tools yang dapat digunakan membuat media pembelajaran interaktif dengan konten yang berupa gabungan teks, gambar, suara, grafik, animasi dan video berbasis web (html5) atau merupakan application file yang dapat dijalankan melalui berbagai perangkat seperti, laptop, smartphone, dan tablet. Aplikasi ini tidak membutuhkan bahasa pemrograman saat proses pembuatannya, sehingga memudahkan guru dalam pembuatannya (Mallu & Samsuriah, 2020).

Baca juga:  Belajar Sosiologi dengan Asyik dan Menyenangkan melalui Sinetron

Aplikasi articulate storyline 3 memberikan kemudahan guru dalam melaksanakan paradigma pembelajaran modern dan menyenangkan dengan membuat media pembelajaran yang interaktif. Diperlukan sikap profesionalisme guru abad 21 yang harus selalu critical, creative, dan innovative serta terampil dalam penggunaan teknologi informasi.

Mata pelajaran Sosiologi memanfaatkan aplikasi ini dalam pembuatan education game untuk meningkatkan minat belajar siswa. Game yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran. Mengemas materi membelajaran dan penilaian melalui game menjadi pilihan yang tepat agar siswa lebih tertarik dan merasa senang belajar Sosiologi. (*/lis)

Guru SMAN 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya