26 C
Semarang
Selasa, 28 Maret 2023

Media Kardus Mampu Tingkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh

Oleh : Ainul Mardhiyah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Di dalam dunia pendidikan terdapat berbagai displin ilmu yang diajarkan kepada peserta didik. Salah satunya adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Permendinas No 22 Tahun 2016 memberikan arti bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah bagian integral dari pendidikan keseluruhan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, moral pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani dalam rangka mencapai pendidikan nasional.

Dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pengalaman belajar mempunyai tujuan untuk membina serta membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hidup. Proses pembelajaran jasmani dan kesehatan yang dilaksanakan di sekolah cenderung monoton.

Hal ini karena kurangnya kreativitas guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam inovasi pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar, guru belum memanfaatkan alat bantu yang bisa mendukung pencapaian proses pembelajaran.

Ketika guru memberikan pelajaran yang tak populer, siswa terkesan menghindar. Sehingga perlu ada upaya pendekatan untuk perbaikan pembelajaran pada siswa. Seperti pada pendikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi lompat jauh khususnya pada aspek tolakan. Penguasaan materi siswa yang baik dapat dijadikan indikator keberhasilan dalam pembelajaran.

Baca juga:  Karet Gelang Atasi Ketakutan Siswa Belajar Atletik Lompat Tinggi

Hal ini dapat diketahui dengan melakukan tes formatif unjuk kerja kepada siswa. Hasilnya cukup mencengangkan, antara harapan dan kenyataan, yakni dari 42 siswa hanya 16 siswa yang menguasai materi. Ini menunjukkan rendahnya tingkat penyerapan siswa. Sebagai guru pembelajaran jasmani olahraga dan kesehatan SDN 1 Brangsong penulis berupaya melakukan perbaikan dengan menekankan pada aspek tolakan.

Penulis menggunakan kardus sebagai media tolakan. Bentuk susunan kardus mampu mendorong lompatan yang tinggi dan jarak lompatan yang jauh. Dengan memanfaatkan kardus dapat menarik siswa sehingga secara tidak langsung memperbaiki keterampilan siswa dalam lompat jauh terutama pada aspek tolakan. Kardus merupakan salah satu barang bekas yang mudah diperoleh.

Baca juga:  Making Video Lebih Efektif dan Dinamis dalam Pembelajaran Penjasorkes di Masa Pandemi

Dalam konteks metode penelitian tindakan kelas ini, diterapkan kepada siswa kelas V sebanyak 42 siswa.Terdiri 18 siswa putra dan 24 siwa putri. Mereka diberikan materi melompati kardus dengan susunan horizontal dan vertikal.

Penulis melakukan pengamatan tiap siswa pada setiap akhir pembelajaran saat mereka unjuk kerja lompat jauh serta diberikan instrument untuk mengetahui hasil dan peningkatannya.

Hasilnya juga sesuai dengan yang diharapkan. Menggunakan media kardus dapat mendorong siswa lebih aktif serta lebih merangsang siswa dalam menguasai gerak lompat jauh aspek tolakan dan sekaligus ada perbaikan unjuk kerja siswa.

Hal ini dapat diketahi adanya peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua dari kondisi awal persentase siswa yang nilainya mencapai KKM 75 sebesar 38,10 % atau 16 anak dari jumlah keseluruhan siswa. Pada hasil belajar pada siklus 1 ini, diperoleh nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 59 rata-rata hasil belajar penjasorkes materi lompat jauh sebesar 72,6 dengan ketuntasan belajar sebesar 66,67 %.

Baca juga:  Membangun Budaya Baca dengan Layanan Kober Ber-KPK

Kemudian hasil belajar dalam pelaksanaan siklus ke II, diperoleh nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 70 dengan rata-rata hasil belajar penjasorkes materi lompat jauh sebesar 79,7 dengan ketuntasan belajar sebesar 92,86 %.

Dengan melihat hasil ketuntasan belajar tersebut, penulis menilai media kardus dapat mendorong siswa lebih belajar aktif serta lebih merangsang dalam menguasai gerak lompat jauh.

Tentu ini sejalan dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan pembelajaran menurut Winata putra ( 2008:18 ) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan itensitas dan kulitas belajar pada diri peserta didik. (kd/lis)

Guru Penjasorkes SDN 1 Brangsong, Kec. Brangsong, Kabupaten Kenda


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya