28 C
Semarang
Jumat, 24 Maret 2023

Hambatan Pembentukan Karakter Siswa dalam Pelaksanaan PJJ

Oleh Dra. Erin Suryani

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Masa remaja adalah masa datangnya masa pubertas dari usia 11-18 tahun. Masa ini adalah masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja dibagi dua yaitu masa remaja awal (sekitar usia 11-14 tahun) dan masa remaja akhir (sekitar usia 15-18 tahun).

Masa ini merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Karena remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya, mengalami perubahan fisik baik pertumbuhan maupun seksualitasnya, dan lebih mudah terpengaruh teman-temannya (Yudrik Jahja, 2011: 225-226).

Dalam hal ini, orang tua mulai melemah karena remaja lebih mendengarkan teman dari pada keluarganya. Remaja akan berperilaku dan mempunyai kesenangan sendiri bahkan bertentangan dengan keluarga. Contohnya mode dalam berpakaian, potongan rambut, musik, rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, membolos sekolah, suka mengganggu, berbohong, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang.

Baca juga:  Cooperative Script Tingkatkan Kreativitas Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Peran orang tua sangatlah penting dalam mendidik anaknya yang telah menginjak remaja. Dengan adanya pendidikan yang baik di dalam keluarga anak dapat tumbuh dan berkembang baik pula. Karena pandemi Covid-19 yang sudah terlalu lama membuat berbagai pihak merasa jenuh dan bosan terutama apabila melihat perkembangan karakter siswa pada usia pra-remaja.

Program pembentukan karakter siswa selama melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kelas VII di SMP Negeri 1 Sawangan tetap diperhatikan. Hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya nilai karakter dalam penilaian rapor di akhir semester.

Program ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa lebih baik walau pembelajaran dilaksanakan secara daring. Metode pembentukan karakter menggunakan metode motivasi saat pembelajaran dan pemberian contoh sikap. Pada saat pembelajaran diberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar serta menanamkan karakter di sela-sela pembelajaran berupa motivasi nasihat dll.

Baca juga:  Pemahaman Konsep Masa Kemerdekaan Meningkat dengan Media Smart Card

Bentuk pemberian contoh sikap saat pembelajaran yakni sikap yang baik ketika berada di depan para peserta didik. Seperti mengucap salam saat bertemu dan tidak menggunakan kata kata kasar saat berada di luar lingkungan pembelajar.

Pelaksanaan PJJ mapel IPS kelas VII menggunakan alat bantu Google Classroom dan WhatsApp Group yang merupakan salah satu alternatif solusi yang digunakan.

Kendala yang dihadapi penulis adalah siswa kelas VII merupakan peralihan dari kelas VI SD tentunya sebagian besar siswa masih asing dengan lingkungan baru di SMP Negeri 1 Sawangan.

Pada pembelajaran mapel IPS kelas VII SMP Negeri 1 Sawangan adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak secara demokratis. Hal ini sejalan dengan pembentukan sikap berani bertanya dan mengemukan pendapat sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis, maka menuntut pula proses membelajarkan siswanya atau pembelajarannya dilakukan secara demokratis pula melalui suatu pendidikan yang dialogial berdasarkan hasil pemikiran kritis siswa.

Baca juga:  Memotivasi Belajar dengan Media Kolam Pancing

Dari hasil survei untuk pelaksanaan pembentukan karakter siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawangan mapel IPS supaya lebih mengena sasaran sistem pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah mengalami hambatan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran yang relevan dengan pembentukan karakter siswa adalah pembelajaran secara luring atau tatap muka langsung.

Pembelajaran langsung akan memunculkan ikatan emosional antara guru dan siswa. Sehingga siswa bisa melihat penerapan contoh karakter yang baik secara langsung. (*/lis)

Guru IPS SMP Negeri 1 Sawangan, Kabupaten Magelang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya