31 C
Semarang
Selasa, 21 Maret 2023

Peningkatan Literasi Siswa Melalui Membaca Ekstensif

Oleh: Kelik Widayat Dwi Nurcahyo Raharjo, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban. Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan membaca berfungsi efektif dalam kegiatan belajar, bekerja, dan berinteraksi sepanjang hayat. Oleh sebab itu, literasi baca tulis dikembangkan secara sistematis dan berkelanjutan. Baik dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas maupun kegiatan pembelajaran di luar kelas (ekstrakurikuler).

Literasi membaca mencakup keseluruhan literasi dasar. Karena semua bidang atau literasi dasar lainya seperti numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan juga menggunakan kemampuan membaca sebagai kemampuan dasar. Ada dua fokus pengembangan kemampuan literasi membaca, yaitu kegiatan mengembangkan kemampuan membaca; dan sekaligus mengembangkan kemampuan isi literasi (bidang kajian atau topik yang ada dalam teks yang dibaca/ditulis).
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008). Karena merupakan program membaca secara luas, maka implikasinya antara lain: Pertama, bahan-bahan bacaan, baik jenis teks maupun ragamnya haruslah luas dan beraneka.

Baca juga:  Asyik Menulis Puisi dengan Media Pembelajaran Puzzle

Dengan demikian, siswa akan banyak memiliki kekuasaan dalam melakukan pilihan terhadap bahan bacaan tersebut. Meskipun demikian, yang harus diperhatikan oleh guru adalah faktor kesulitan dari bahan bacaan tersebut. Jangan sampai bahan bacaan terlalu sulit untuk dicerna. Kedua, waktu yang digunakan membaca harus sesingkat mungkin. Pada membaca ekstensif pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai.

Mengapa demikian? Karena program membaca ekstensif tuntutan dan tujuannya hanya sekedar memahami isi penting dari bacaan yang dibaca dengan menggunakan waktu secepat mungkin (Kholid Abdullah Harras, 2012). Kesimpulannya, membaca ekstensif bertujuan untuk kesenangan, sedangkan pemahaman bacaan adalah bonusnya.

Baca juga:  Menepis Habis Kesulitan dalam Menulis Puisi

Sebagai contoh yang dipraktikkan di SDN 2 Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal di kelas 2. Untuk membuat siswa lancar dan menyukai kegiatan literasi, maka dalam muatan pembelajaran Bahasa Indonesia siswa diminta membawa buku-buku cerita kesukaannya. Karena sifatnya kesenangan semata. Maka tugas-tugas yang mengiringinya tidak diberikan. Semisal merangkum ataupun pertanyaan-pertanyaan tentang isi cerita dalam bentuk pertanyaan tertulis.
Efektifitas dalam membaca ekstensif ternyata mampu mendongkrak semangat literasi khususnya membaca siswa. Terbukti siswa antusias menagih guru tentang waktu untuk membaca berikutnya. Sebagai pintu pembuka kegiatan literasi, kegiatan membaca ekstensif sangat efisien untuk mendongkrak semangat berliterasi siswa.

Baca juga:  Pembelajaran Teks Diskusi dengan Think Talk Write

Membaca ekstensif juga mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Karena berangkat dari apa yang disukai siswa. Sehingga siswa akan mencoba memahami isi bacaan. Karena usia kelas 2 sekolah dasar lebih mementingkan gambar visual daripada narasi yang panjang, maka sebagai guru harus menangkap keinginan siswa dengan memberikan bahan bacaan yang berangkat dari kesukaan siswa. Karena membaca adalah pintu awal segala pengetahuan. (kd/fth)

Guru Bahasa Indonesia SDN 2 Wonosari


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya