
RADARSEMARANG.ID, PENDIDIKAN SD merupakan pendidikan pertama sebagai dasar yang penting dalam mengembangkan ilmu sikap, ilmu keterampilan maupun ilmu pengetahuan yang sesuai dengan pengembangan kurikulum saat ini. Ilmu- ilmu dasar pada pendidikan SD sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi. Guru sebagai objek terpenting untuk turut serta mengembangkan keaktifan belajar peserta didik sehingga dapat tercapai pemahaman yang sesuai dengan KD dan KI yang telah dirancang.
Uno (2011) mengatakan bahwa peran aktif yaitu kesediaan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan benar serta memberikan respon positif terhadap materi pelajaran yang dibahas, serta berusaha mencari tahu materi yang belum dipahami. Sanjaya, Wina (2011) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita saat ini adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya. Berhasil atau tidak proses pendidikan banyak bergantung pada keadaan, kemampuan, dan tingkat perkembangan siswa itu sendiri.

Peran aktif siswa kelas 3 di SDN 02 Luragung masih sangat rendah. Jika diprosentase, peran aktif siswa kelas 3 SDN 02 Luragung hanya 40% dari 27 siswa. Hal itu dikarenakan penggunaan metode konvensional yang masih dipakai. Padahal peserta didik pada jenjang SD, lebih antusias dengan pola pembelajaran yang memberi kesan menyenangkan. Sehingga, saya berusaha untuk mencoba sebuah metode dalam meningkatkan peran aktif siswa yaitu menggunakan metode RP (Role Playing) agar KBM menjadi lebih menarik. RP (Role Playing) sangat dinikmati oleh siswa kelas 3, bahkan peran aktif siswa terlihat mengalami peningkatan dengan pesat.
Ada cara dalam menggunakan metode RP (Role Playing) dari pengalaman saya. Pertama, tahap persiapan yaitu melakukan berbagai hal sebelum bermain peran dimulai diantaranya alur yang akan diangkat dalam bermain peran, alur yang digunakan harus berkaitan dengan tema yang sedang berlangsung. Kedua, tahap pelaksanaan yaitu peserta didik melaksanakan bermain peran sesuai dengan alur dan peran masing-masing yang didiskusikan. Ketiga adalah tindak lanjut, yaitu kegiatan yang dapat dilakukan oleh pendidik sebagai fasilitator. Contoh: RP dalam tema hak dan kewajiban. Pada tema hak dan kewajiban, peserta didik diberi ruang untuk melaksanakan tahapan-tahapan yang saya jelaskan. Mereka membentuk kelompok untuk bermain peran sebagai ibu, ayah, kakak dan adik. Permasalahan-permasalahan kecil juga dibuat sedemikian rupa pada teks yang telah dibuat sehingga per kelompok atau per tim dapat bermain peran sesuai teks yang telah ditulis sebelumnya.

Menurut Roth, W, & Tobin, K (2004) yang paling utama pada sebuah pembelajaran adalah, Meningkatkan peran aktif siswa baik dalam perencanaan maupun proses pembelajaran dikelas. Mengembangkan tanggung jawab siswa terhadap belajarnya sendiri melalui dialog atau diskusi. Meningkatkan kualitas lingkungan belajar untuk menciptakan struktur dimana siswa memiliki kesempatan untuk memilih apa yang akan dilakukan sesuai dengan topik bahasan yang menjadi topik dalam diskusi. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi kegiatan yang tidak diinginkan dalam kelas, dan memungkinkan untuk mendiskusikan tindakan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, peran aktif siswa dalam pembelajaran dapat dimunculkan melalui hal-hal yang membuat motivasi siswa untuk bisa menerima materi pelajaran dan maksud dari materi pelajaran dengan cara yang mereka senangi.
Peran aktif siswa kelas 3 di SDN 02 Luragung meningkat dengan menggunakan metode RP. Peningkatan prosentasenya menjadi 80% siswa yang mengalami minat belajar tinggi. Metode RP meningkatkan peran aktif siswa di kelas 3 SDN 02 Luragung. (*/zal)
Guru SDN 02 Luragung, Pekalongan