
RADARSEMARANG.ID, Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Perubahan yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kemampuan tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan maupun sikap. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari prestasi dan keaktifan belajar peserta didik. Tolok ukur kualitas pembelajaran berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.
Namun kenyataannya, pembelajaran di kelas lebih banyak menggunakan teacher oriented dan monoton. Guru lebih mengutamakan tercapainya target kurikulum agar seluruh materi dapat diselesaikan sesuai jumlah jam yang tersedia dalam silabus. Hal ini menyebabkan peserta didik bosan dan tidak tertantang untuk bersemangat belajar.

Hal tersebut sudah tidak lagi terjadi dalam kurikulum di SMK Pusat Keunggulan. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum paradigma baru atau kurikulum merdeka. Dalam kurikulum ini terdapat beberapa perbedaan dengan kurikulum 2013. Diantaranya adalah a)pengurangan konten dan pengalihan 20-30 persen waktu pembelajaran reguler menjadi kegiatan proyek untuk meningkatkan pencapaian profil pelajar pancasila b) pengaturan jam pelajaran fleksibel dimana pemerintah menetapkan jumlah jam pelajaran per tahun bukan per minggu c) Sekolah mempunyai kewenangan dalam mengatur kurikulum operasional sekolah (KOS) d) Guru menerapkan Teaching at The Right Level atau pembelajaran sesuai tahapan capaian peserta didik e) Materi tidak terlalu banyak dan pencapaian kompetensi tidak terlalu terburu- buru f) Kolaborasi antar mapel.
Capaian pembelajaran mapel Bahasa Inggris di SMK Pusat Keunggulan memungkin guru memilih materi yang disesuaikan karakteristik peserta didik. Pembuatan KOS disesuaikan kemampuan siswa, guru dan sarana prasarana sekolah. Pada materi Recount Text, guru mengajarkan materi di kelas X semester genap di SMKN 1 Jambu, Kabupaten Semarang. Hal ini bisa dilihat dari Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris pada fase E di kelas X. Pada akhir fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya.

Peserta didik menggunakan bahasa Inggris menyampaikan keinginan/perasaan dan berdiskusi mengenai topik yang dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai usia peserta didik. Mereka membaca teks tulisan mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi, dalam bahasa Inggris mulai berkembang. Peserta didik memproduksi teks tulisan dan visual beragam, dengan kesadaran tujuan dan target pembaca.
Recount text adalah jenis teks yang menceritakan kembali sesuatu yang telah terjadi. Tujuannya menginformasikan, memotivasi dan menghibur pembaca. Generic structurenya adalah orientation, events dan reorientation. Jika diajarkan dengan metode ceramah, materi ini sulit dan membosankan. Solusi yang tepat adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team Achievement Divisions)adalah model pembelajaran kooperatif. Dimana peserta didik yang memiliki kemampuan akademik tinggi dan peserta didik yang mempunyai akademik rendah dipasangkan satu tim terdiri dari 3-4 orang dan skor tim didasarkan sejauh mana peserta didik mampu meningkatkan skor mereka dalam tes yang dilaksanakan (Erly, 2020).
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada aktivitas dan interaksi antara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan student team achievement divisions (STAD) mengajukan informasi akademik baru kepada peserta didik setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks (Rokhanah et al., 2021).
Tujuan pembelajaran kooperatif untuk memotivasi peserta didik agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. (ump2/fth)
Guru SMKN 1 Jambu, Kabupaten Semarang