
RADARSEMARANG.ID, Pendidikan nasional memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki seseorang. Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD), proses pembelajaran mempunyai arti sangat penting dan bernilai strategis. Pengalaman hasil belajar yang diperoleh anak sejak di bangku SD akan menjadi dasar bagi penerimaan pengetahuan berikutnya.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, yang lebih utama yaitu seseorang yang mengajarkan, karena yang menentukan hasil dari peserta didik adalah seorang guru. Oleh karen itu, peran guru dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi kecerdasan serta keterampilan peserta didik.
Guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar adalah penggunaan media.

Proses belajar mengajar IPA tentang ciri khusus tumbuhan khususnya guru tidak menggunakan media, maka akan sulit bagi peserta didik untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru. Sehingga berdampak pada peserta didik tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Bahkan tidak menutup kemungkinan pesesrta didk banyak yang ramai di dalam kelas. Hal ini dikarenakan pembelajarannya yang masih berpusat pada guru (guru aktif sedangkan peserta didik pasif), sehingga peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran.
Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran terkesan membosankan dan dapat berakibat pada rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Suasana tersebut jika dibiarkan akan berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar. Fenomena tersebut terjadi juga pada peserta didik kelas 6 SD Negeri 5 Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu mengevaluasi penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar. Karena media belajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif. Banyaknya media yang dapat digunakan akan mempermudah para pengajar. Salah satunya dengan mengunakan media benda nyata.
Media benda nyata adalah segala sesuatu yang nyata digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru saat proses belajar kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.
Media benda nyata merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya. Karena kita tidak perlu membuat persiapan, selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau objek yang sebenarnya atau asli, dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai objek nyata merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran lebih menarik, peserta didik cepat menguasasi materi yang diberikan pendididk, prestasinya meningkat, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. (*/aro)
Guru SD Negeri 5 Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal