
RADARSEMARANG.ID, BELAJAR merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut dengan hasil belajar yang merupakan bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswaa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai hasil belajar.
Menurut Djamarah (2002:35) kesiapan untuk belajar jangan hanya diterjemahkan siap dalam arti fisik, tetapi juga diartikan dalam arti psikis dan materiil. Kesiapan fisik misal kondisi badan yang sehat. Kesiapan materiil misalnya adanya buku bacaan, materi pelajaran, catatan, modul. Kesiapan psikis misalnya ada hasrat untuk belajar, konsentrasi, dan adanya motivasi. Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan diperlukan motivasi belajar, supaya ada kiat-kiat dan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh siswa tersebut.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Hal ini karena kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa maka akan berpengaruh pada hasil belajarnya. Siswa akan mengalami penurunan dalam prestasi belajar. Selain itu, juga berdampak tinggal kelas pada kenaikan kelas.
Usaha yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah adalah dengan mengoptimalkan layanan BK kepada siswa. Ada beberapa cara yang dapat dicoba dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, diantaranya pemberian informasi tentang pentingnya motivasi belajar, konseling individu pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, dan mengadakan bimbingan kelompok.

Bimbingan kelompok diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Layanan bimbingan kelompok ini pada dasarnya bertujuan untuk pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang tingkah laku yang lebih efektif. Menurut Tohirin (2007: 170) bimbingan kelompok yaitu suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Tujuan dari bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik sesuai dengan topik yang dibicarakan.
Untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok banyak menggunakan komunikasi antar anggotanya, memanfaatkan dinamika kelompok, dan memperoleh informasi-informasi penting, baik tentang pendidikan, karier, pribadi, dan sosial agar dapat menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan dalam menunjang terbentuknya perilaku yang efektif.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dengan menghidupkan dinamika kelompok melalui permainan yang dapat meningkatkan motivasi dan kerjasama antar anggota kelompok serta memberikan topik-topik yang menarik berkaitan motivasi belajar agar anggota kelompok dapat menganalisis dari apa yang mereka bahas.
Layanan bimbingan kelompok dipilih karena dimaksudkan agar ada pembelajaran bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah kepada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (meniru dalam kelompok). Selain itu dengan format kelompok kecil diharapkan siswa dapat dengan intensif menangkap pembelajaran yang dilaksanakan selama proses bimbingan kelompok berlangsung. Seperti yang diterapkan di SMPN 1 Gubug, Grobogan. (ump2/zal)
Guru SMPN 1 Gubug, Grobogan