RADARSEMARANG.ID, PROSES pembelajaran peserta didik di bidang sastra, khususnya puisi di SMP masih dirasakan sangat kurang apabila dibandingkan dengan pembelajaran bidang studi lain. Tampaknya minat peserta didik masih rendah atau kurang dalam memahami karya sastra puisi. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Menulis identik dengan menyampaikan maksud dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis puisi dapat juga diartikan sebagai cara untuk mengungkapkan ide, mengekspresikan pikiran, pengetahuan, perasaan dan pengalaman hidup ke dalam tulisan. Tentu saja pengalaman peserta didik ikut berperan sebagai unsur penting dalam kegiatan menulis, khususnya menulis puisi.
Bentuk pengungkapan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk puisi. Pembelajaran puisi tidak bisa lepas dari kreativitas dan kepiawaian seorang pendidik agar peserta didik tetap antusias dan tidak merasa bosan. Guru dalam hal ini harus benar – benar menciptakan sebuah metode Pembelajaran puisi bisa dalam bentuk berbagai teknik seperti teknik parafrase, menggunakan lagu, petualangan alam dan lingkungan.
Melalui pengajaran karya sastra dan khususnya puisi akan mengembangkan perasaan kepekaan (sensitivitas) di dalam diri peserta didik dalam menyikapi berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Mempelajari karya sastra (puisi) menuntut adanya penghayatan terhadap makna yang disampaikan penulisnya. Proses penghayatan dapat dilakukan atau dikembangkan melalui kegiatan membaca. Membaca karya sastra tulis tidak cukup hanya sekali tetapi dibutuhkan berulangkali sehingga timbul penghayatan (meresapi) akan apa yang disampaikan oleh penulisnya.
Puisi adalah ungkapan perasaan yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan dengan menambahkan gaya bahasa kedalamnya agar kata-kata yang disampaikan begitu indah dan menyentuh pembaca dan pendengarnya (Sukma, E. 2007). Puisi merupakan bagian dari karya sastra, sehingga harus menggunakan prinsip sastra dalam penerapannya. Kemampuan seorang penulis sangat dituntut kreativitas yang terlatih.
Menulis puisi melatih kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan apa yang dipikirkan atau dirasakan dalam bentuk karya sastra berbentuk tulisan dengan pendayagunaan bahasa yang indah serta bersifat imajinatif. Keterampilan menulis puisi dapat ditingkatkan dengan kegiatan literasi puisi. Penggunaan diksi,Imajinasi,media lagu dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi memiliki peran penting dalam mewujudkan keterampilan siswa dalam menggunakan citraan dan majas dalam puisi yang mereka tulis.
Puisi bukan hanya sebatas kata-kata yang mewakilkan perasaan tetapi lebih dari itu yaitu kebermaknaan isi puisi itu sendiri. Dalam hubungan ini, pendidikan harus mampu menciptakan peserta didik untuk mengembangkan imajinasi, kreativitas, serta mampu menjadi manusia seutuhnya, yaitu jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan sosial, rasa estetika, dan tanggung jawab pribadi. Kita dan peserta didik sudah saatnya mengenal karya sastra dengan mewujudkan dalam bentuk karya bukan hanya anggan – angan dan imajinasi belaka.
Mecoba wajib hukumnya jika ingin menghasilkan sebuah karya. Bermain Diksi (pilihan kata), Berimajinasi (berkhayal), Berpetualang bahkan berkomunikasi dengan alam dan lingkungan sebagai modal awal yang dapat dijadikan sebagai langkah untuk mencipta sebuah puisi.Semakin sering mencoba,akan muncul diksi dan kosakata yang puitis.
Dengan menulis puisi, peserta didik akan belajar menyampaikan pikirannya dengan baik yang bisa dimengerti oleh orang lain dengan penuh penghayatan. Oleh karena itu,belajar menulis puisi, sangat diperlukan ketekunan dan kosentrasi pikiran karena isi dari puisi banyak mengandung lambang dan simbol-simbol. Jika terlatih dalam menggunakan diksi yang tepat dalam menulis puisi, akan dihasilkan sebuah karya yang baik. Seperti yang diterapkan di SMPN 1 Moga. (ump2/zal)
Guru SMPN 1 Moga
