
RADARSEMARANG.ID, SEMUA guru telah mengetahui bahwa proses pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dianggap telah belajar apabila tujuan pelajaran yang dirumuskan dapat dikuasai siswa. Jadi, pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, tugas guru adalah mengelola materi dan metode pembelajaran, diagnosis kebutuhan dan kemampuan siswa, serta mengelola kegiatan belajar di kelas. Dengan adanya keragaman materi, kebutuhan dan kemampuan siswa, maka diperlukan variasi metode pembelajaran.

Dalam proses belajar di sekolah, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Penulis sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru. Ini merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Dan tidak semua siswa dapat menyelesaikan masalah belajar tersebut dengan sendirinya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri.
Maka penulis membutuhkan metode pembelajaran agar siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Metode atau model mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara–cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual maupun kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 2005:52).

Kemudian penulis menggunakan model pembelajaran inkuiri yang biasa disebut dengan pembelajaran penemuan. Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreativitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri.
Guru menjadi fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan permasalahan. Langkah-langkah model inkuiri adalah sebagai berikut: Pertama, guru memberikan suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Kedua, merumuskan masalah. Siswa mencoba untuk merumuskan masalah dari maslah yang diberikan oleh guru.
Ketiga, siswa diminta untuk membuat hipotensi dari permasalahan tersebut. Keempat, pengumpulan data. Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Kelima, menguji hipotesis. Siswa menyesuaikan antara data yang diperoleh dengan hipotesis yang sudah dirumuskan. Keenam, kesimpulan.
Dari pelaksanaan pendekatan inkuiri ini di kelas 1 SDN 01 Donowangun, Kecamatan Talun, diketahui dapat menambah serta memperkuat akan kepercayaan terhadap diri sendiri siswa, dengan cara proses menemukan sendiri pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena suatu pembelajaran berpusat pada peserta didik dan peran guru lebih terbatas. (cd4/ida)
Guru SDN 01 Donowangun, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan