
RADARSEMARANG.ID, Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson. 2001:45). Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 murid. Bukan juga membeda-bedakan murid. Tetapi pembelajaran berdiferensiasi lebih kepada serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat guru yang berorientasi kebutuhan murid.
Selama ini, pembelajaran masih mengutamakan kemauan guru. Tanpa memperhatikan kebutuhan belajar murid yang terdiri dari tiga aspek. Yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid. Pembelajaran di kelas harus memperhatikan perilaku anak ke diri sendiri, orang lain dan lingkungan serta sosial emosional.

Pembelajaran sosial emosional merupakan proses mengembangkan keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan memperoleh kompetensi sosial, emosional sebagai modal peserta didik dalam berinteraksi.
Kompotensi sosial emosional (KSE) yaitu 1) Kesadaran diri (mengenal emosi); 2) Pengelolaan diri (Mengelola emosi dan fokus); 3) Kesadaran sosial (empatik); 4) Keterampilan berhubungan sosial atau daya lenting (resiliensi) dan 5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional pendidik harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Merancang strategi pembelajaran dengan memperhatikan ketiga aspek kebutuhan belajar dan strategi belajar pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan. Seperti diferensiasi konten, proses, dan produk untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional pada pembelajaran Informatika kelas IX di SMP Negeri 15 Surakarta dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada materi Computational Thinking. Dalam pembelajaran ini peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan: a) kegiatan pembukaan: peserta didik yang mendapat giliran memimpin do’a, mengucapkan salam dan melakukan tepuk belajar. (KSE- Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi Dan Fokus). b) kegiatan inti :1) Pemberian Rangsangan, peserta didik menyimak materi dari link youtube (anak visual dan auditori), peserta didik bergabung dalam kelompoknya 2) Identifikasi Masalah, peserta didik diberikan kesempatan bertanya terkait permasalahan yang dihadapi kelompoknya 3) Pengumpulan Data, peserta didik kerja sama dalam kelompok (KSE- Kesadaran sosial & Keterampilan Berelasi), 4) Pengolahan Informasi, Peserta didik secara kolaboratif dalam kelompoknya mengolah data hasil. Sebelum melakukan presentasi peserta didik melakukan ice breaking adu formasi panjang yang dipandu guru 5) Pembuktian, presentasi hasil kasus kelompoknya (KSE- Kesadaran sosial & Keterampilan Berelasi) 6) Generalisasi, peserta didik lain dan guru memberikan tanggapan terhadap presentasi, (c) kegiatan penutup : guru melakukan refleksi dan mengakhiri kegiatan pembelajaran (KSE- Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi Dan Fokus).
Tantangan melaksanakan pembelajaran ini adalah murid belum terbiasa dengan teknik PSE yang diterapkan. Sehingga harus dilakukan berulang. Sedangkan keberhasilannya tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan murid. Sehingga murid tidak merasa bosan serta lebih antusias belajar.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan penerapan kompetensi sosial emosional sangat sesuai dengan merdeka belajar yang berpihak pada murid. Pemetaan kebutuhan belajar murid membantu kita dalam menilai dan membantu murid menemukan jati diri mereka. Sesuai keinginan belajar dan dapat memberikan kemerdekaan dalam pembelajaran murid. (tt1/fth)
GURU TIK SMP NEGERI 15 SURAKARTA