
RADARSEMARANG.ID, Pembelajaran Geografi pada materi konsep wilayah dan tata ruang di kelas XII-IPS.4 SMAN 1 Kesesi pada era-pandemi Covid-19 yang dilakukan secara Hybrid Learning dengan model Inquiry Based Learning dapat menunjukan hasilnya yang nyata. Perolehan nilai saat penilaian harian, 85% peserta didik memperoleh nilai di atas standar minimal. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Inquiry Based Learning terbukti dapat meningkatkan pola pikir dan prestasi belajar peserta didik.
Pidarta (2015; 229) mendefinisikan bahwa pembelajaran Inquiry Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah di dunia nyata. Model ini sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang peningkatan cara pola berpikir kritis, analisis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran tersebut.

Penerapan model belajar dengan teori Inquiry Based Learning adalah kolaborativisme yang berpendapat bahwa proses belajar peserta didik akan dimulai dari menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran pola pikir dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan peserta didik lainnya secara berkelompok.
Proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi secara manual dari fasilitator/guru ke peserta didik, berganti ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya kolaborasi antar peserta didik. Menurut paham kontruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri. Model Inquiry Based Learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas peserta didik atau permasalahan outentik, relevan dan dipresentasikan dalam suatu konteks (Robbins, 2018; 445).

Dalam model Inquiry Based Learning pemahaman transfer ilmu pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berkomunikasi ilmiah merupakan dampak langsung pembelajaran. Sedangkan peluang siswa memperoleh hakikat tentang keilmuan ketramipalan proses, otonomi dan kebebasan siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah masalah nonrutin merupakan dampak pengiring pembelajaran (Abdullah, 2018; 453).
Karakteristik model pembelajaran Inqury Based Learning yang diterapkan di SMAN 1 Kesesi pada mata pelajaran Geografi kelas XII_IPS.4 pada materi Konsep wilayah dan tata ruang, dilakukan melalui tahapan pembelajaran sebagai berikut; 1) Guru menentukan tema permasalahan belajar terhadap materi pokok yang akan dibahas. 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan di dunia nyata yang tidak tersruktur dan berkaitan dengan materi konsep wilayah dan tata ruang. 3) Dibentuk kelompok diskusi untuk membahas tema dari materi ajar yang akan dibahas. 4) Materi ajar yang dijadikan tema menantang pengetahuan peserta didik untuk dapat mencari konsep keilmuan dan berani membahasnya. 5) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial. 6) Cara belajar pesrta didik adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif untuk menemukan konsep materi pelajaran sendiri.
Berdasarkan uraian karakteristik menurut para ahli dan bukti-bukti penerapan di lapangan yaitu pada mata pelajaran geografi di kelas XII_IPS.4 SMAN 1 Kesesi, tampak jelas bahwa pembelajaran geografi dengan model Inquiry Based Learning dimulai oleh adanya permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses belajarnya. Ini dapat dimunculkan oleh peserta didik itu sendiri ataupun guru.
Kemudian peserta didik turut aktif mencari konsep pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk mencari solusi memecahkan masalah secara kolaboratif antar teman pada materi pelajaran tersebut. Peserta didik dapat memilih permasalahan pada materi ajar sesuai materi pelajaran yang berlangsung yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk memperoleh konsep materi yang nyata, sehingga tercipta “Merdeka Belajar” buat peserta didik. (kj1/ton)
Guru Geografi SMAN 1 Kesesi Kab. Pekalongan