
RADARSEMARANG.ID, Pembelajaran Narrative Text Kelas IX di MTs Husnul Khotimah menjadi perhatian penulis, karena seringkali target pembelajaran belum sesuai dengan harapan. Siswa merasa kesulitan dalam memahami isi bacaan dikarenakan banyaknya kosakata baru yang ditemui serta kesulitan dalam menganalisis dan menyimpulkan isi bacaan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Amel “Banyak kosa kata yang tidak bisa saya pahami pada materi Narrative Text. Karenanya, saya tidak bisa memahami dan menyimpulkan materi tersebut dengan baik”.

Senada Iffan menegaskan “Materi Narrative Text sangat susah untuk saya pelajari dikarenakan banyak kata asing bagi saya”.
Dari permasalahan tersebut, penulis mencari solusi dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis, terampil memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995).

Penulis mengajak siswa berperan aktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang mereka hadapi (Harrison, 2007:1) dengan tahapan: orientasi siswa terhadap masalah, organisasi kegiatan pembelajaran, bimbingan penyelidikan mandiri, pengembangan dan penyajian karya, analisis dan evaluasi (Arends, 2012:411).
Langkah pembelajaran yang penulis lakukan ada tiga tahap utama. Pertama, pada kegiatan pendahuluan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan sesi tanya jawab dengan siswa tentang cerita-cerita legenda/mitos/fabel yang mereka ketahui. Kedua, masuk dalam kegiatan inti. Kegiatan inti dibagi dalam lima tahap.
Tahap satu, guru membagi siswa dalam lima kelompok kecil. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 berisi enam pertanyaan untuk memancing ide dan tanggapan siswa terhadap cerita narrative yang akan dikaji.
Tahap dua, melalui video narrative pendek, siswa memahami masalah nyata yang disajikan. Siswa berbagi peran untuk menyelesaikan LKPD 1. Secara berkelompok, siswa bekerjasama mengidentifikasi dan mendiskusikan apa saja yang mereka ketahui tentang cerita yang disajikan. Setelah 15 menit, guru membimbing jalannya pembahasan LKPD 1 secara klasikal.
Tahap tiga, guru memberikan LKPD 2 dalam bentuk comic strip narrative text acak. Dalam kelompok, siswa mengurutkan comic strip tersebut menjadi cerita narrative yang benar. Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber untuk menemukan alternatif penyelesaian masalah. Secara berkelompok, siswa mencari dan mendiskusikan pilihan penyelesaian masalah (urutan rangkaian cerita comic strip). Guru mengamati jalannya diskusi.
Tahap empat adalah pengembangan dan penyajian karya. Siswa menempelkan comic strip yang telah mereka susun menjadi cerita narrative dalam kertas plano dan menuliskan analisa kerangka karangan dari cerita tersebut. Siswa memilih satu orang sebagai presenter (penyaji) hasil kerja kelompok. Guru memberikan lima sticky paper berwarna pada masing-masing kelompok untuk menilai hasil kerja kelompok lain. Siswa melakukan window shopping, bertanya kepada presenter dan menilai dengan sticky paper.
Tahap lima, guru mengamati jalannya window shopping. Pada akhir kegiatan, guru merekap jumlah sticky paper dan memberikan penilaian. Guru bersama siswa mengevaluasi, menyimpulkan hasil kerja kelompok dan pesan-pesan moral yang ada dalam cerita.
Ketiga, kegiatan penutup. Pada akhir proses pembelajaran, guru bersama siswa merefleksi KBM. Siswa mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama proses belajar. Hasil refleksi menunjukkan bahwa siswa senang belajar teks narrative dengan PBL, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai target yang diharapkan. (tt1/aro)
MTs Husnul Khotimah, Semarang (MGMP Bahasa Inggris MTs Kota Semarang 2)