
RADARSEMARANG.ID, Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan kompetensi berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa, yaitu keterampilan membaca. Karena dengan membaca, kita akan menjadi orang pintar yang berpengetahuan.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie “Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar”. Siswa dapat memahami atau menguasai materi pelajaran serta memperoleh informasi dan pengetahuan melalui membaca. Dengan demikian, keterampilan membaca harus mendapatkan perhatian lebih.

Salah satu jenis membaca yang sangat perlu untuk diterapkan pada siswa adalah membaca sastra. Dengan membaca sastra, pembaca dapat menikmati, menghayati, menghargai, dan memahami unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra. Karya sastra identik dengan fiksi, yang berarti cerita rekaan yang mengandung imajinasi atau daya khayal. Sastra bersumber dari realita-realita kehidupan di dalam masyarakat. Sebuah sastra mengungkapkan tentang manusia dan kemanusiaan.
Salah satu di antara sekian banyak karya sastra yang populer adalah cerpen. Cerpen merupakan pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Cerpen adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (cerpen) hadir. Unsur intrinsik sebuah cerpen adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita.

Unsur intrinsik dalam cerpen memuat tentang tema, alur, tokoh, latar/ setting, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah cerpen yang sangat bagus. Pembelajaran sastra, khususnya menganalisis unsur intrinsik cerpen sangat penting untuk diterapkan pada siswa SMP kelas IX. Menganalisis unsur intrinsik cerpen merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas IX bahwa siswa diharapkan mampu mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen yang dibaca atau didengar.
Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang belum mampu untuk menganalisis unsur intrinsik pada cerpen. Hal serupa dialami juga oleh siswa kelas IX SMP Negeri 9 Salatiga. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar yang belum mencapai nilai KKM. Ketidakmampuan siswa dalam menentukan unsur-unsur intrinsik cerita pendek disebabkan oleh ketidaksesuaian model pembelajaran yang dipilih. Kondisi ini dilihat pada proses pelaksanaan pembelajaran guru masih mendominasi dan mengandalkan ceramah. Alasan lain yang menyebabkan masalah ini yaitu guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu model pemebelajaran yang dianggap tepat. Oleh karena itu, maka guru dapat menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Model Pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggabungkan pengajaran membaca dan menulis. Tujuan model pembelajaran CIRC yaitu membantu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam belajar membaca pemahaman. Sintaks model pembelajaran CIRC dapat membangkitkan sikap peserta didik untuk berkontribusi aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman peserta didik yang berkemampuan rendah. Kelebihan diterapkannya model pembelajaran CIRC, yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.
Dalam penerapannya siswa akan diberikan pengetahuan terlebih dahulu oleh guru tentang unsur-unsur intrinsik cerpen. Kemudian siswa akan dibagi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan diberikan teks cerpen yang berbeda. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dan menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada teks cerpen yang diterima. Semua siswa akan berpartisipasi dalam menyelesaikan diskusi ini sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna.
Selanjutnya semua kelompok akan memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. Diakhir diskusi, guru akan memberikan penguatan. Dengan model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara aktif ini, hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 9 Salatiga mengalami peningkatan. Dengan demikian model pembelajaran CIRC akan meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. (igi1/aro)
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 9 Salatiga