
RADARSEMARANG.ID, Ada banyak permasalahan pelaksanaan pembelajaran PKn pada siswa SD kelas IV – VI. Salah satunya, kurangnya kreasi dan inovasi guru selama pembelajaran. Masih banyak guru yang menerapkan metode pembelajaran lebih banyak menitikberatkan pada aktivitas guru, dan kurang memerhatikan aktivitas siswa. Selain itu, pada aspek penilaian juga masih belum komprehensif. Aspek penilaian PKn yang meliputi sikap, perilaku, dan pengetahuan, belum banyak yang tersentuh. Kebanyakan guru masih melakukan penilaian hanya untuk mengukur aspek pengetahuan semata (Depdiknas, 2007:6-7).
Akibatnya, materi PKn yang sesungguhnya lebih menekankan pada ranah afektif, sehingga implementasinya dapat meningkatkan rasa kebangsaan, dipahami sebagai materi yang bersifat hafalan bagi para siswa.

Permasalahan pembelajaran PKn serupa, juga terjadi di SDN 2 Kalisari pada kelas IV, Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Pada tema 4 materi “Makna sila pertama, kedua, dan ketiga pancasila”, pembelajaran masih didominasi metode ceramah. Hal ini membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Akibatnya, hasil belajar yang diperolehpun belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis berinisiatif menetapkan alternatif tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk tidak hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain (Djamarah, 2010 :356).

Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya (Slavin, 2005:236). Model ini, digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian, dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian (Zaini, 2008 : 56).
Selain itu, ada beberapa keunggulan model kooperatif Jigsaw. Di antaranya mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya, pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat, metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat (Arends, 2008:15).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah sebagai berikut: guru menyiapkan bahan pembelajaran. Lalu guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan antara 4 – 5 siswa secara heterogen. Guru menempatkan siswa ke dalam kelompok pakar atau kelompok ahli, membagikan materi kepada masing-masing kelompok.
Siswa dalam kelompok pakar diberikan kesempatan untuk memperdalam topik-topik yang mereka bahas. Siswa dalam kelompok pakar melakukan diskusi tentang topik yang mereka bahas. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya kepada kelompok lain. Setiap siswa dari keompok pakar kembali ke kelompok asli. Kesimpulan, lalu guru memberikan tes kepada setiap kelompok dan penutup.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan penulis di kelas IV SD Negeri 2 Kalisari, Kecamatan Randublatung pada tahun ajaran 2020/2021, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn mengalami peningkatan. Pada siklus I, hasil belajar siswa mengalami ketuntasan belajar sebesar 47% (8 dari 17 siswa) dengan rata-rata 67, pada siklus II, hasil belajar siswa mengalami ketuntasan 71% ( 12 dari 17 siswa) dengan rata-rata 69, dan siklus III hasil belajar mengalami ketuntasan 82% (14 dari 17 siswa) dengan rata- rata sesuai analisis data diketahui nilai rata-rata 76. (wa1/lis)
Guru SDN 2 Kalisari, Kec. Randublatung, Kabupaten Blora