
RADARSEMARANG.ID, Selain menulis dan menghitung, membaca merupakan satu kemampuan yang harus dimiliki setiap peserta didik. Keterampilan membaca sangat membantu dalam memperoleh informasi melalui belajar. Bermanfaat bagi perkembangan, pertumbuhan, sosial-emosional dan kemampuan nalar.
Kemampuan anak untuk mengenali kata saat membaca di pengaruhi cara pengajaran atau metode mengajar yang digunakan guru. Ketika peserta didik diajar dengan metode sesuai dengan gaya belajarnya, maka mereka akan belajar lebih mudah, cepat, dan dapat mempertahankan serta menerapkan konsep lebih mudah untuk pembelajaran selanjutnya.

Pada jenjang sekolah dasar ada 4 proses pembelajaran membaca. Pertama, menyimak sambil membaca. Guru menjelaskan dan menceritakan isi, kemudian siswa menjawab soal. Kedua, membaca judul. Setiap peserta didik bergantian membaca teks dan menjawab pertanyaan. Ketiga, membaca keras bersama-sama. Guru menjelaskan isi, permainan kata, mencari pokok pikiran, mengerjakan latihan, dan mengarang berdasarkan gambar. Keempat, membaca dalam hati dengan berlatih bercerita kemudian bercerita di depan kelas dan menulis kembali isi cerita.
Kendalan yang sering dialami sekolah dasar kelas 1 adalah keterampilan membaca 6 peserta didik dari jumlah keseluruhan siswa masih rendah, ( Rumidjan et al., 2017). Salah satu penyebabnya kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran serta kurang siap siswa saat menerima pembelajaran. Selain itu kurangnya interaksi dengan guru. Maka dapat disimpulkan kurangnya metode atau media pendukung pembelajaran akan membuat peserta didik kurang maksimal menyerap materi yang disampaikan. Sehingga siswa cenderung merasa bosan dan kurang termotivasi.

Media kartu kata diharapkan dapat menarik dan memotivasi peserta didik dalam belajar membaca. Sebab dalam media kartu kata terdapat berbagai kombinasi warna dan gambar menarik. Adapun media kartu kata dapat dibuat dari bahan sederhana. Seperti bahan alam. Alat dan bahan yang disiapkan yaitu gunting, lem, pelubang kertas, spidol dan bahanya yaitu kertas bufalo, kertas origami, daun-daun (sebagai penghias) dan foto misal, bisa menggunakan tokoh yang ada didalam buku tematik (Siti).
Langkah pembuatannya potong kertas buffalo ukuran 10×15 cm, buat hiasan dari bahan alam atau daun-daun kering. Setelah itu tempelkan foto tokoh Siti dan beri hiasan bingkai dari daun kering menggunakan lem fox agar dapat menempel dengan kuat. Kemudian potong kertas origami berukuran 5×8 cm (atau disesuaikan) dan tempel menggunakan lem disebelah bingkai foto. Lalu potong lagi kertas origami dengan warna berbeda dengan ukuran lebih kecil dari kertas sebelumnya. Kertas origami akan ditempel diatas kertas origami pertama dan untuk menulis kata yang akan digunakan.
Disini penulis menulis kata Siti karena menggunakan tokoh siti dalam buku tematik. Dan media kartu kata siap digunakan sebagai media pendukung pembelajaran sekaligus peningkatan kreativitas dari peserta didik. Dengan cara meminta peserta didik membuat kartu kata dengan bersama-sama, guru memerintahkan setiap peserta didik membawa alat dan bahan yang diperlukan dari rumah. Guru memberikan contoh dengan mendemonstrasikan cara pembuatannya atau membuat bersama-sama.
Dengan penggunaan media kartu kata, dapat mempermudah dan mengefektifkan pembelajaran siswa di kelas 1 SDN 01 Donowangun. Selain itu dapat membuat pembelajaran lebih menarik terlebih bagi pembaca pemula. Berawal dari pembelajaran konvensional menjemukan, berubah menjadi menyenangkan. (cd3/fth)
Guru Kelas I SDN 01 Donowangun Kec. Talun, Kab. Pekalongan