26 C
Semarang
Kamis, 1 Juni 2023

Lesty Stem Solusi untuk Mengatasi Learning Loss

Oleh: Kucisti Ike Retnaningtyas Suryo Putro, S.Pd, M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, PENDIDIKAN adalah upaya yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran dengan tujuan membantu peserta didik secara aktif mengembangkan potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya. Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyatakan tentang pentingnya proses pembelajaran menggunakan kaidah-kaidah pendekatansaintifik/ilmiah. Proses pembelajaran yang dilakukan harus mampu meningkatkan keterampilan proses dan keterampilan sosial peserta didik. Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan.

Namun setelah adanya pandemi Covid-19 di mana peserta didik harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh selama kurang lebih 1,5 tahun maka ada indikasi terjadinya learning loss, hal ini terlihat dari observasi yang saya lakukan di awal pelaksanaan PTMT selama minggu pertama pada bulan September 2021.

Lesty stem sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang memprioritaskan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran dan membentuk pola piker sesuai pola EDP (Engineering Design Process) dipadukan dengan pembelajaran berbasis masalah dan proyek menjadi pilihan saya selaku kepala sekolah di SMP Negeri 13 Surakarta dalam berinovasi untuk menyikapi perubahan pembelajaran yang terjadi karena pandemi Covid-19.

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

STEM yang merupakan singkatan dari Science (sains), Technology (teknologi), engineering (teknik), dan Mathematics (Matematika) mengarahkan peserta didik untuk mampu berliterasi dan bernumerasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru dan siswa SMP Negeri 13 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung ke lapangan dan melaksanakan lesson study berframework STEM dengan prosedur plan, do, dan see, berpola EDP yang terdiri dari identifikasi masalah, merencanakan solusi, mebuat model, uji coba model, refleksi dan mendesain ulang, serta presentasi.

Perencanaan PTMP untukmengatasi learning loss PTMP yang diterapkan di SMPN 13 Surakarta adalah dengan melakukan Inovasi pengelolaan sekolah yang direncanakan untuk mengatasi learning loss dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan LESTY STEM yakni lesson study berbasis Science, Technology, Engineering, dan Mathematics.

Lesson study yang akan diterapkan adalah lesson study berbasis STEM. STEM adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan science, technology, engineering, dan mathematic. Salah satu karakteristik yang harus terlihat pada proses pembelajaran STEM yaitu proses desain rekayasa atau EDP. Proses tersebut dapat melatih kemampuan peserta didik dalam memecahkanpersoalan dalam dunia nyata. Proses EDP terdiri dari mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, membuat model, menguji model, refleksi dan mendesain ulang model dan presentasi.

Pelaksanaan PTMT menggunakan LESTY STEM di SMPN 13 Surakarta diawali dengan sosialisasi awal, pembentukan tim, dan pembuatan jadwal pelaksanaan PTMT menggunakan LESTY STEM. Implementasi LESTY STEMdiSMP Negeri 13 Surakarta untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan keterampilan abad 21 peserta didik dilakukan dengan konsep lesson study dengan framework STEM adalah sebagai berikut Tahap Perencanaan (plan) Kepala sekolah membentuk tim lesson study dan tim melakukan pertemuan dan diskusi untuk merancang rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Tim juga menunjuk guru model dan observer.

Tahap Pelaksanaan (Do) Tahap pelaksanaan lesson study dengan framework STEM sudah dilakukan oleh empat tim yakni LESTY STEM robot penyikat lantai, LESTY STEM PJOK, dan LESTY STEM monopoli game for education, dan LESTY STEM termometer sederhana. Proses pelaksanaan,pembelajaran menggunakan tahapan EDP (Engineering Design Process) yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, membuat model, menguji model, refleksi dan mendesain ulang model, dan presentasi.

Pada tahap ini guru model melaksanakan proses pembelajaran sesuai rancangan yang sudah dibuat oleh tim. Observer bertugas mengamati pembelajaran dari awla higga akhir berpedoman pada lembar pengamatan yang juga sudah dirancang bersama tim.

Tahap Refleksi (See) Tahap refleksi dilakukan oleh masing-masing tim lesson study dipimpin oleh kepala sekolah untuk berdiskusi terkait kelebihan dan kekurangan pada saat pelaksanaan pembelajaran oleh guru model maupun oleh observer. Observer memberikan masukan sesuai hasil pengamatan yang sudah dilakukan pada tahap pelaksanaan.

Implementasi yang dilakukan dari tahun 2018 sampai sekarang dilakukan observasi evaluasi dan analisis setiap tahun. Dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan indikator keterampilan abad 21 peserta didik dilihat dari proses pembelajaran, hasil pembelajaran, maupun prestasi yang diraih. Proses pembelajaran sebelum inovasi diterapkan cendenrung berpusat pada guru dan setelah inovasi diterapkan beralih menjadi berpusat pada siswa. (ump1/zal)

Kepala SMPN 13 Surakarta


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya