
RADARSEMARANG.ID, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, akhlak, dan aktif membangun peradaban kehidupan. Khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.
Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional, maupun global.

Cakupan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah luas terlebih dalam materi Pendidikan Agama Islam yang selalu berpegang pada Al-Qur’an dan Hadist, karena itu kurikulum yang diajarkan selalu berkaitan dengan hubungan horizontal kepada sesama makhluk dan hubungan vertikal kepada sang pencipta. Pembelajaran praktik shalat adalah salah satu kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diberikan kepada siwa. Pembelajaran untuk membentuk pemahaman keagamaan siswa yang sesuai dengan syariat Islam. Dengan adanya pembelajaran praktik salat diharapkan para siswa dapat menjalankan ibadah yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
Berbagai upaya guru telah dilakukan untuk menanamkan prinsip dan pemahaman agar siswa dapat melaksanakan praktik salat. Berbagai upaya telah dilakukan guru. Di antaranya melalui pembiasaan praktik ibadah salat duhur di masjid yang berada di dekat sekolah. Diharapkan dengan adanya pembelajaran praktik ibadah shalat, siswa dapat melaksanakan praktik shalat dengan baik dan benar.

Pelaksanaan salat fardhu harus dimulai sejak usia dini dan masa mereka sekolah khususnya di Sekolah Dasar. Meskipun pembiasaan salat di masjid sudah dilaksanakan, penilaian praktik salat pada siswa kelas V SD Negeri 1 Montongsari Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal masih rendah.
Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kesalahan yang dilakukan siswa terutama dari segi gerakan maupun bacaan-bacaan salat. Untuk mengatasi kondisi tersebut guru menerapkan media video interaktif untuk meningkatkan pemahaman praktik salat dengan benar.
Video interaktif dirancang secara khusus sebagai media belajar yang efektif. Berisi tuntunan praktis secara tepat sasaran, disajikan lewat presentasi audio visual (gambar dan suara) yang dilengkapi dengan suara penuntun berbahasa Indonesia yang jelas dan mudah dipahami dan dikemas dalam program autorun (Niswa Auliyah, 2012: 3).
Video interaktif dalam hal ini video untuk memancing siswa pada saat pembelajaran. Siswa akan merespons dari apa yang mereka lihat dan dengar, sehingga pesan dari isi materi yang terdapat dalam video akan dikonstruksi oleh otak siswa dan menimbulkan timbal balik yang berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang akan menciptakan interaksi antara siswa dan media pembelajaran.
Konsep interaktif dalam pembelajaran melalui video interaktif terdiri dari tiga unsur, yaitu: urut-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, jawaban atau respon siswa, dan umpan balik yang dapat disesuaikan.
Dalam proses pembelajaran siswa mengamati gerakan praktik salat di dalam video interktif yang ditunjukkan guru. Materi yang dikemas dalam video interaktif sangat mudah dipahami sehingga pesan akan tersampaikan secara maksimal. Siswa juga akan lebih tertarik dengan desain yang ada di dalam video interktif. Sehingga gerakan dan bacaan shalat akan lebih mudah diingat oleh siswa. Di akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempraktikan shalat dengan benar secara individu dan melakukan penilaian.
Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa melalui video interaktif siswa dapat melaksanakan praktik salat dengan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan ibadah salat. Selain menghemat waktu untuk belajar, video interaktif juga bersifat fleksibel. Artinya siswa dapat menontonnya kembali di rumah dan memutar kembali video ketika dirasa belum paham. (ips2/lis)
Guru SDN 1 Montongsari, Weleri, Kabupaten Kendal