
RADARSEMARANG.ID, Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan bagian integral dalam pendidikan.
Yaitu upaya memfasilitasi siswa dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal dengan fokus pribadi mandiri dan mampu mengendalikan diri (Prayitno, 2013:85).

Berdasarkan Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 bahwa pelayanan BK di sekolah melaksanakan pembinaan pada bidang pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir .
Hal ini juga merupakan salah satu fokus pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Semarang.

Berdasarkan pengamatan di SMA Negeri 4 Semarang banyak siswa yang belum memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling secara maksimal.
Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat kepercayaan diri dan kecerdasan emosi dalam melakukan komunikasi interpersonal yaitu antara siswa dengan guru BK.
Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya minat siswa untuk melakukan konseling secara pribadi terhadap guru Bimbingan dan Konseling jika siswa tersebut mengalami masalah, baik masalah pribadi, sosial, belajar maupun karir.
Better Communication Research Proggrame (Republika.co.id) melakukan kajian sepanjang tahun 2011 kepada anak-anak usia 5-16 tahun ternyata menunjukkan bahwa kesulitan komunikasi telah meningkat 71persen sejak 2005.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan siswa SMA yang berusia antara 15-18 tahun mengalami masalah dalam komunikasi interpersonal.
De Vito (2011) menjelaskan komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pertama kondisi fisik yang meliputi kondisi biologis individu berupa panca indra dan lingkungan fisik.
Kedua, keadaan psikologis yang meliputi kepercayaan diri, persepsi, gaya bahasa (verbal dan nonverbal), pengalaman, dll.
Ketiga, pengaruh kelompok yang dibagi menjadi tiga: kelompok pengembangan ide, kelompok pengembangan pribadi dan kelompok pendidikan atau belajar. Keempat budaya.
Sedangkan menurut Rakhmat (2005) faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, yaitu konsep diri yang di dalamnya meliputi percaya diri, persepsi, hubungan interpersonal dan atraksi interpersonal.
Kemudian Potted an Perry (1993) menjelaskan bahwa proses komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan, persepsi, niai, latar belakang sosial budaya, emosi (kecerdasan emosi), jenis kelamin, pengetahuan, peran dan hubungan, lingkungan, jarak, citra diri dan kondisi fisik.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah adalah kepercayaan diri dan kecerdasan emosi.
Maka hal perlu dilakukan oleh guru BK dalam memberikan fasilitas pelayanan yang optimal maka perlu dilakukan salah satu pelayanan yaitu layanan informasi tentang kepercayaan diri dan kecerdasan emosi supaya terjadi peningkatan komunikasi interpersonal yang baik antara guru BK dan siswa.
Hal ini perlu dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (bk1/lis)
Guru SMA Negeri 4 Semarang