
RADARSEMARANG.ID, Dalam era globalisasi perkembangan iptek sangat dibutuhkan guru. Maka guru harus bisa mengikuti dan mampu menyampaikan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang jelas melalui metode yang menyenangkan.
Mempertimbangkan tujuan pendidikan tersebut, maka IPS harus mampu menjadi salah satu sarana meningkatkan daya nalar siswa dan kemampuan dalam mengaplikasikan IPS untuk menghadapi tantangan hidup dalam memecahkan masalah.

Kenyataannya, banyak siswa kelas VI di SDN Ngluwar 2, Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang yang kurang menyenangi pelajaran IPS. Menurut Indera (2009: 25) salah satu kegiatan utama dalam mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, siswa harus banyak bertanya dan memahami tentang pelajaran, maka semangat belajarnya akan termotivasi dan meningkat.
Mengatasi masalah tersebut perlu ada upaya meningkatkan kemampuan dan keaktifan siswa serta pembiasaan bertanya secara kritis dan mendalam terhadap suatu permasalahan di kelas. Keterampilan bertanya seorang siswa perlu ditingkatkan untuk mengasah kemampuan intelektual, emosional dan kematangan sosial.

Kebetulan pelajaran IPS merupakan ilmu yang terkait dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa pasti memiliki pengalaman yang beragam. Salah satu model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa di SDN Ngluwar 2 untuk membangun struktur kognitifnya dengan model pembelajaran Problem Posing.
Problem Posing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk merumuskan masalah atau pertanyaan sendiri berdasarkan situasi yang diberikan guru. Problem Posing merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan melatih siswa untuk belajar dengan menemukan konsep sendiri, dapat mengembangkan kecakapan berpikir kritis dan kreatif.
Problem Posing juga dapat melatih siswa di SDN Ngluwar 2 untuk memecahkan masalah serta memungkinkan adanya peningkatan hasil belajar. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh atau dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran sesuai standar yang ditetapkan guru.
Dimyanti dan Mujiono dalam Indera (2009) mengatakan hasil belajar siswa merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Yaitu sisi siswa dan guru. Sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan pada jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Sedangkan sisi guru, upaya peningkatan kualitas proses pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian hasil belajar. Hasil penilaian yang dibuat guru dalam bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkan tidak hanya berguna bagi siswanya tetapi juga dimanfaatkan oleh semua guru.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Ngluwar 2, setiap guru kelas atau mata pelajaran perlu memberikan laporan tentang hasil penilaian secara periodic kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru lainnya.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dari sesama atau bersama teman. Artinya siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok tetapi juga setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan belajar semua anggota kelompoknya (Parlan, 2006).
Menurut Nurhadi, dkk (2004) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Menurut Brown & Walter dalam Parlan, dkk (2005), problem posing dapat berupa gambar, benda manipulatif, permainan, teori atau konsep, kooperatif tipe STAD. Dengan model problem posing siswa di SDN Ngluwar 2 dapat merumuskan pengalaman langsung dalam bentuk membuat pertanyaan sendiri. Pembelajaran dengan model problem posing akan meningkatkan hasil belajar IPS lebih baik. (mn1/lis)
Guru SDN Ngluwar 2, Kec. Ngluwar, Kabupaten Magelang