
RADARSEMARANG.ID, PEMBELAJARAN sastra Indonesia khususnya puisi di sekolah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan masih rendahnya mutu pembelajaran puisi yang terkait dengan rendahnya minat baca siswa.
Kurangnya gairah membaca pada kalangan siswa menyebabkan mutu pembelajaran puisi belum maksimal. Di sisi lain, guru sastra juga masih belum banyak memiliki kemampuan mengapresiasi dan kurang berinovasi dalam pembelajaran sastra di kalangan siswa, termasuk dalam pemanfaatan sarana teknologi dalam proses pembelajaran sastra.

Pembelajaran menulis puisi, sebagai bagian pembelajaran sastra juga mengalami permasalahan, siswa cenderung lebih menyukai menulis karangan ilmiah populer daripada menulis puisi.
Siswa beranggapan bahwa menulis puisi lebih sulit dibandingkan dengan menulis surat, menulis memo atau lainnya. Menulis puisi kadang menjadi beban terberat bagi siswa. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa puisi terlalu berat dari segi bahasa maupun penafsirannya.

Berdasarkan obeservasi dan wawancara, masalah utama rendahnya kompetensi menulis puisi disebabkan oleh beberapa hal, yakni merasa tidak berbakat, merasa tidak mempunyai inspirasi, menulis puisi sulit, tidak senang menulis puisi, tidak ada manfaatnya, belum mendapat bimbingan guru dalam proses pembelajaran menulis puisi.
Beberapa penyebab di atas menjadi penghambat pembelajaran menulis puisi di kelas. Oleh karena itu, guru harus mulai mencari cara agar siswa mau belajar menulis puisi. Pemahaman bahwa menulis puisi dapat dipelajari harus ditanamkan kepada siswa agar mereka mau terbuka untuk belajar menulis puisi.
Guru juga harus menyampaikan bahwa menulis puisi mampunyai banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud antara laian puisi dapat dijadikan sarana ekspresi perasaan, pengalaman, pendapat, gagasan, menulis puisi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian.
Ada beberapa teknik dalam pembelajaran puisi, salah satunya adalah teknik kata berantai. Seperti yang diterapkan di SMKN 3 Jepara. Dengan teknik ini diharapkan bisa membantu siswa dalam menulis puisi. Teknik kata berantai dapat digunakan untuk melatih siswa mengaitkan setiap kata dengan kata-kata lain yang lebih dekat sesuai topik yang sudah ditentukan.
Agar lebih menarik, teknik kata berantai dilaksanakan secara berkelompok. Setiap siswa harus berpikir cepat untuk merangkai setiap kata yang telah dituliskan oleh siswa lain hingga menjadi sebuah puisi yang utuh.
Teknik kata berantai dilaksanakan seperti permainan bisik berantai. Bedanya, bisik berantai dilaksakanan dengan cara diucapkan, kata berantai dilakukan dengan cara dituliskan. Karena berbentuk permainan, teknik kata berantai diharapkan dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam menulis puisi.
Teknik kata berantai dilaksanakan dengan aturan main sebagai berikut: Kelas dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok memilih tema dengan cara diundi. Meskipun tema dalam satu kelompok sama, setiap siswa harus menentukan subtema dan akan digunakan sebagai judul puisi. Setelah menentukan judul, siswa menuliskan kata pertama sebagai kata kunci dalam puisi.
Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara berantai melanjutkan dengan kata-kata berikutnya menjadi baris-baris puisi hingga selesai. Kata-kata yang dituliskan secara berantai ini tetap harus memperhatikan tema dan pola persajakan. Setelah waktu berakhir, secara bergiliran mempresentasikan puisi terbaik kelompok tersebut.
Teknik kata berantai mengacu pada teori organisasi konsep, siswa akan mengaitkan sebuah kata dengan kata yang lain karena kedekatan konsep. Dari hasil tes dan nontes, teknik ini mampu meningkatkan minat menulis puisi dan hasil belajar menulis puisi. Artinya teknik kata berantai cukup efektif diterapkan pada pembelajaran menulis puisi.
Tidak ada teknik, strategi maupun metode yang sempurna dalam kegiatan pembelajaran, tetapi paling tidak teknik kata berantai ini bisa menjembatani siswa dalam membuat sebuah puisi. Selain aspek pengetahuan, keterampilan siswa menulis puisi juga sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga seuntai tulisan ini bermanfaat bagi anak didik kita. (tt1/zal)
Guru SMKN 3 Jepara