
RADARSEMARANG.ID, Belajar dalam dunia pendidikan merupakan konsep pengetahuan yang banyak dilakukan oleh pendidik. Guru yang berperan sebagai pendidik atau pengajar akan berusaha menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya atau peserta didik dengan sungguh-sungguh dan giat.
Satu hal yang perlu diketahui dari proses belajar mengajar adalah ilmu pengetahuan yang didapat dan bertambahnya ilmu pengetahuan hanya salah satu bagian kecil dari kegiatan untuk membentuk kepribadian seutuhnya.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru SDN 02 Kwasen kelas 5 saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru.
Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah yang dalam pelaksanaannya siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Adapun kegiatan aksi nyata yang penulis lakukan untuk menciptakan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan bagi murid. Adalah memberikan kegiatan pembelajaran yang menantang kreatifitas siswa. Yaitu dengan menentukan kalimat utama, kalimat penjelas, tema, ide pokok.
Dengan kolaborasi permainan tradisional dimainkan oleh anak-anak. Memang banyak kendala yang dihadapi untuk permainan tradisional. Di antaranya lahan tempat bermain menghilang serta sifat individualistis yang semakin berkembang di masyarakat kota.
Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.
Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa (Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009: 24).
Cublak-Cublak Suweng merupakan permainan yang berasal dari Jawa Tengah. Dalam permainan ini, satu orang pemain harus berjongkok di tanah menghadap ke bawah dengan membentuk seperti meja, sedangkan pemain lainnya meletakkan tangan di atas punggung pemain yang membentuk seperti meja tersebut.
Setelah itu mereka menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng sambil memindahkan benda kecil dari tangan ke tangan. Lagu Cublak-Cublak Suweng liriknya kurang lebih seperti ini : Cublak – cublak suweng, Suwenge teng gelenter. Mambu ketundung gudel. Pak dempo wela welo. Sopo ngguyu ndhelekake. Sir-sirpong dhele kopong! Sir-sirpong dhele kopong!”.
Setelah baris terakhir dinyanyikan, seorang yang berjongkok harus menebak di tangan mana benda kecil itu disembunyikan. Jika berhasil menebak, maka si pemegang benda tersebut bergantian menjadi orang yang jongkok. Apabila ia gagal menebak pertanyaan yang sudah disiapkan guru, ia harus menjadi orang yang jongkok lagi.
Pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, dan dengan model pembelajaran yang menyenangkan akan membantu anak mengembangkan kemampuan interaksi dan berkomunikasi dengan baik. Sebab, dalam permainan tradisional, anak harus menyampaikan idenya, bernegosiasi, mengungkapkan emosinya secara tepat. (cd1/ton)
Guru Kelas V SDN 02 Kwasen Kec. Kesesi Kab. Pekalongan