
RADARSEMARANG.ID, PEMBENTUKAN kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi.
Proses belajar yang terjadi tergantung pada pandangan guru terhadap makna belajar yang akan mempengaruhi aktivitas siswa-siswanya. Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Membaca, menulis, dan berhitung merupakan salah satu aktivitas yang penting. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca dan menghitung untuk meningkatkan kognisi, serta kemampuan menulis untuk melatih motorik siswa.
Siswa kelas I SDN Donowangun Kecamatan Talun diharapkan memiliki kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung sebagai bekal memahami materi di jenjang berikutnya. Karena 20 persen siswa kelas I masih kesulitan dalam calistung.

Penulis dalam mendeskripsikan pelaksanaan, kendala, serta upaya yang dilakukan dalam pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung pada siswa peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung dipengaruhi oleh kemampuan dasar siswa, kreativitas guru dalam belajar, penggunaan media dalam pembelajaran, serta peran wali murid dalam mendukung pembelajaran.
Pembelajaran aksara ini pada dasarnya lebih ditujukan sebagai pengenalan keterampilan membaca, menulis dan menghitung. Dengan pemaparan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa pembelajaran pada anak-anak SD yang mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indra dari pada hanya mendengarkan orang,guru menjelaskan.
Langkah-langkahyang harus dilakukan pada peserta didik antara lain, pertama, permainan kartu. Buatlah kartu permainan yang berisi kata-kata sederhana yang berhubungan dengan perabotan atau mainan yang ada di rumah.
Kedua, menggunakan lagu dan sajak anak-anak. Mengajak anak mendengarkan lagu dan sajak favoritnya tidak hanya bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tetapi dapat perbendaharaan kosa kata anak. Ketiga, manfaatkan aplikasi belajar hingga buku belajar membaca harus menjadi proses yang menyenangkan agar anak tetap termotivasi untuk belajar.
Keempat, motivasi orang tua, kita meminta orang tua untuk selalu mendampingi belajar anaknya di rumah. Jika orang tidak pernah bosan mengajarkan anak maka anak tidak akan mungkin berhenti belajar. Kelima, ulang terus pelajaran. Meskipun anak sudah hafal abjadnya, kita sebagai orang tua dan guru tetap terus mengajarkan kembali supaya tidak mudah lupa.
Keenam, melatih siplak huruf/angka. Jika siswa masih kesulitan untuk menulis maka kita mengajarkan anak untuk menjiplak huruf/angka yang sudah ada agar mereka bisa menghafal dan kemudian hari bisa mengikuti apa yang mereka telah lakukan.
Ketujuh, buat aktivitas menghitung dan memberi nama pada mainannya. Anak memiliki imajinasi yang sangat luas, dengan mengajak anak memberikan nama pada mainannya bisa membantunya lebih antusias untuk belajar membaca dan menulis.
Dengan penerapan yang penulis lakukan sebelum pembelajaran di masa pandemi Covid-19, hasil dari kegiatan di atas siswa akan lebih mandiri dan percaya diri.
Anak yang sudah menguasai calistung sejak dini memiliki fokus perhatian yang baik dan memiliki motif berprestasi tinggi. Kemampuan calistung membuat anak lebih siap menghadapi kegiatan sekolah. (cd1/ida)
Guru Kelas I SDN 01 Donowangun, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan