28 C
Semarang
Jumat, 24 Maret 2023

Mudah dan Asyik Belajar Interaksi Sosial dengan Project Based Learning

Oleh: Wilda Muzayyana Asmurisa, S.Pd. SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, SISTEM pembelajaran tatap muka yang belum juga diterapkan memasuki tahun pelajaran baru 2021/ 2022, menjadi beban tersendiri bagi guru dalam menyusun skenario pembelajaran pada muatan dan kompetensi dasar tertentu, terutama muatan IPS pada kompetensi Menganalisis Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial pada siswa kelas 5 SDN 03 Jebed Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

Ada beberapa alternatif metode yang dapat digunakan. Namun, penulis memilih metode Project Based Learning.

Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Project based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.

Baca juga:  Susahnya Pembelajaran Jarak Jauh di Daerah Pelosok

Project Based Learning memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1) meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek, 2) memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, 3) membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata, 4) mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek, 5) meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok.

Ada beberapa langkah dalam penerapan metode Project Based Learning, yaitu: membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan. Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam merencanakan proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa.

Dengan demikian siswa diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek, menyusun jadwal aktivitas.

Baca juga:  Penilaian Keterampilan Berbasis Kegiatan di Rumah Masa PJJ

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan siswa diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek.

Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah, mengawasi jalannya proyek. Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

Baca juga:  Pembelajaran Asyik dan Menarik dengan Media Video Daur Hidup Hewan

Guru mengajarkan kepada siswa bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap siswa dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok, penilaian terhadap produk yang dihasilkan.

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh siswa, serta membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara bergantian, evaluasi. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

Metode Project Based Learning baru pertama kali digunakan pada pembelajaran di kelas 5 oleh penulis. Hasil dari penerapan metode ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan pengalaman baru dalam menyelesaikan masalah di dalam kelompok. (rn1/zal)

Guru SD Negeri 03 Jebed, Pemalang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya