
RADARSEMARANG.ID, DALAM usia remaja sering kali menghadapi berbagai persoalan, baik persoalan di sekolah, pergaulan, maupun dalam keluarga. Remaja SMA biasanya mempunyai sebuah kelompok dalam pergaulan, untuk menunjukkan eksistensinya.
Mereka merasa lebih percaya diri manakala kelompoknya mampu menunjukkan kekompakaannya. Dalam menghadapi permasalahannya, mereka membutuhkan bantuan dari orang lain, bantuan ini bisa berasal dari teman, guru, maupun keluarga.

Namun biasanya seorang remaja lebih senang berbagi persoalan dengan teman dalam kelompoknya, karena mereka merasa memiliki banyak persamaan, baik dari segi usia, kebiasaan, dan tentu saja faktor kedekatan hingga mereka lebih spontan untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi. Dalam Bimbingan Konseling, bantuan tersebut dinamakan “Peer Counseling” atau Konseling Sebaya.
Peer Counseling merupakan salah satu layanan pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang non professional kepada orang sebayanya, karena yang dibahas disini adalah siswa SMA, maka yang bertindak sebagai konselor tentu saja seorang siswa SMA juga.

Pelayanan Konseling sebaya ini dilakukan dengan bimbingan dan arahan dari guru Bimbingan dan Konseling, yang bertanggung jawab untuk memberikan latihan, memberikan penjelasan, menerangkan etika dan juga dukungan pada siswa yang bertindak sebagai konselor. Latihan ini bertujuan agar konseling sebaya berjalan dengan baik, dan dapat membantu penyelesaian masalah.
Konselor sebaya harus bisa menjadi pendengar yang baik, mampu menjadi sahabat yang baik pula bagi teman sebayanya yang sedang membutuhkan perhatian. Konselor sebaya harus bisa ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh konseli teman sebayanya. Konselor sebaya juga harus mampu bersikap tulus tanpa pamrih, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh temannya (konseli) serta dapat menerima orang lain tanpa syarat, dan memungkinkan mampu untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh teman sebayanya.
Seorang konselor sebaya hendaknya memiliki keterampilan dasar komunikasi yang baik, agar konselor dapat menggali masalah yang dihadapi konseli. Selain itu, seorang konseli juga akan merasa nyaman untuk mengungkapkan permasalahan yang tengah dihadapinya. Keterampilan berkomunikasi konselor sebaya ini, akan sangat membantu proses “Peer Counseling”.
Dalam pelaksanaan Peer Counseling diperlukan adanya hubungan yang baik antara seorang konselor dan konseli, karena dengan adanya rasa saling percaya terebut, seorang konseli diharapkan akan mampu untuk mengambil keputusan.
Hubungan antara konselor dan konseli yang baik, akan menjadi dasar dalam keseluruhan proses konseling. Faktor kesamaan pengalaman dan status (sebagai siswa) menyebabkan seorang konselor sebaya lebih diterima oleh konseli. Hal ini disebabkan karena konselor sebaya lebih mengetahui lika-liku kehidupan dan permasalahan yang sering dihadapi seorang remaja sebaya.
Dengan adanya konseling sebaya ini, bukan berarti menghilangkan peran guru Bimbingan Konseling sebagai seorang konselor di sekolah, namun konselor sebaya disini bertugas untuk membantu dalam pelaksanaan layanan konseling. Peran serta siswa dalam konseling sebaya akan sangat membantu tugas guru BK sebagai konselor di sekolah.
Meskipun banyak siswa yang tertarik untuk membantu pemecahan masalah teman sebayanya, namun seorang guru Bimbingan Konseling harus benar-benar bisa memilih siswa yang tepat untuk menjadi konselor sebaya. Tidak semua siswa mampu berperan menjadi konselor sebaya, selain itu juga harus bisa seorang konselor sebaya harus bisa menyimpan rahasia. Karena dalam pelayanan konseling, sangat diperlukan adanya azaz kerahasiaan. (unw2/bas)
Guru BK SMA Negeri 1 Cepiring