29 C
Semarang
Kamis, 1 Juni 2023

Penerapan Disiplin Positif untuk Mengurangi Angka Keterlambatan pada Siswa

Oleh : Horsman Rita Maria M, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Terlambat datang ke sekolah merupakan hal tidak menyenangkan bagi siswa, karena hal itu sangat berdampak bagi siswa di sekolah. Banyak dampak yang akan dialami oleh siswa itu sendiri misalnya harus berhadapan dengan guru BK, kemudian terkena point, tertinggal pelajaran pada jam pertama, belum lagi bila keterlambatan itu terjadi berulang kali akan ada pemanggilan orangtua ke sekolah.

Sekolah pasti mempunyai aturan-aturan berupa tata tertib yang wajib ditaati oleh siswa, dan telah disepakati juga oleh orangtua siswa beserta dengan sanksi yang akan dihadapi oleh siswa apabila tata tertib itu dilanggar. Tujuan dibuatnya tata tertib bagi siswa sudah pasti untuk menertibkan siswa dan menjadikan siswa memiliki pribadi yang bertanggung jawab. Demikian juga di SMP Negeri 17 Semarang, juga memiliki tata tertib yang mengatur bagaimana siswa itu dalam bersikap, berpenampilan dan bertanggung jawab dengan baik. Salah satu tata tertib yang ada adalah bahwa siswa harus datang tepat waktu, tidak terlambat.

Tapi realita yang terjadi di SMP Negeri 17 Semarang peraturan ini sering diabaikan oleh siswa, terbukti hampir setiap pagi selalu ada siswa yang terlambat datang ke sekolah. Berbagai alasan dikemukakan siswa, dari alasan yang berada diluar kendali seperti ban yang tiba-tiba bocor, motor mogok, ataupun alasan yang terus berulang dan banyak menjadi alasan siswa yang datanng terlambat yaitu “ kesiangan bangun”.

Upaya pendisiplinan yang dilakukan sekolah mungkin berupa hukuman yang diberikan guru kepada siswa atas perilaku yang dianggap tidak tepat atau melanggar aturan bukanlah hal tepat, walaupun guru percaya bahwa menghukum anak didik adalah salah satu bentuk pedagogi yang baik bagi anak. Namun berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di banyak negara menunjukkan bahwa penggunaan hukuman sebagai bentuk ‘pendisiplinan’ ternyata berdampak negatif bagi perkembangan anak. Anak menjadi trauma, kreatifitas anak menurun dan lain-lain.

Penggunaaan hukuman pada anak juga berpengaruh bagi perkembangan anak, Hukuman adalah semua tindakan yang diberikan guru atau orang tua pada anak sehingga anak berperilaku seperti yang diinginkan orangtua atau guru dan yang menyebabkan rasa sakit secara fisik ataupun emosional atau kedua-duanya. Dampak dari hukuman ini adalah dalam jangka pendek anak menjadi sedih, marah, punya keinginan untuk balas dendam, cemas.

Perilaku positif anak tidak berkembang karena setiap mengalami hukuman fisik anak hanya menghentikan tindakannya tanpa tahu mengapa. Dampak jangka panjang hukuman juga mengakibatkan permusuhan dan dendam.anak yang mengalami hukuman akan menjadi antisosial, anak yang mengalami hukuman fisik akan cepat melakukan kekerasan fisik jika menghadapi masalah. Dan menimbulkan dendam pada anak sehingga berlanjut ke generasi selanjutnya lebih besar. Oleh karena itu hukuman sebaiknya tidak lagi digunakan oleh guru dalam mendidik siswa. Salah satu pengganti dari penggunaan hukuman adalah penerapan disiplin positif.

Sebagai upaya untuk menerapkan disiplin positif pada anak beberapa hal yang sudah dilakukan di SMP Negeri 17 Semarang, khusunya dalam menangani siswa yang datang terlambat adalah dengan memanfaatkan kesalahan sebagai peluang untuk pembelajaran, langsung menuju pada permasalahannya yaitu perilaku anak bukan pada anaknya.

Anak tidak lagi mendapat hukuman saat datang terlambat, tetapi anak diminta menceritakan mengapa anak datang terlambat, apa yang menjadi penyebabnya, bagaimana perasaan anak saat datang terlambat, apa upaya yang akan dilakukan untuk memperbaikinya. Anak membuat suatu narasi itu bisa juga sebagai pengungkapan perasaannya, siswa termotivasi untuk memperbaiki diri akan muncul dalam diri siswa. sehingga tidak lagi terlambat datang. Dengan penerapan disiplin positif akan memberi dampak yang positif bagi siswa maupun guru BK. Dan terbukti, terdapat penurunan jumlah siswa yang terlambat dari hari ke hari. (ips1/ton)

Guru SMP Negeri 17 Semarang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya