27 C
Semarang
Minggu, 2 April 2023

Pembelajaran Tatap Muka Berbasis Proyek dengan Memanfaatkan Medsos

Oleh : Ruhardi, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menuntut semua komponen masyarakat dunia pendidikan memahami dan menguasai teknologi.

Pandemi Covid-19 membuat dunia pendidikan tersendat. Semua peserta didik selama 2 tahun lebih tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sehingga sekolah kesulitan untuk mengontrol perubahan sikap, perilaku peserta didik. Secara implisit dinamakan terjadi revolusi pembelajaran. Yaitu terjadinya perubahan pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan konvensional berubah dengan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (luring).

Hal ini akan mengubah proses pembelajaran bagi guru dan peserta didik yang juga melibatkan pengawasan dari orang tua. Tidak banyak juga guru, orang tua dan peserta didik yang masih gagap teknologi dalam menghadapi perubahan tersebut.

Kelemahan yang paling mencolok adalah penguasaan teknologi pembelajaran yang menjadi permasalahan pokok. Untuk mengatasi problematika keadaan tersebut perlu dikembangkan solusi dengan cara menggunakan teknologi pembelajaran berbasis proyek.

Baca juga:  Pembelajaran Tatap Muka, Siswa Boleh Berpakaian Bebas

Memanfaatkan media sosial yang penekanan utamanya adalah terletak pada peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan teknologi dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

Baik itu meneliti, mendesain menganalisis, membuat sampai dengan mempresentasikannya. Produk-produk itu bisa desain atau karya seni. Manfaat yang diperoleh dari pemakaian pembelajaran berbasis proyek adalah dapat meningkatkan kemampuan berfikir, sikap dan keterampilan peserta didik.

Dapat meningkatkan kebersamaan dengan peserta didik lain dengan belajar kelompok yang akan menjadi modal dalam kehidupan sosial di dunia nyata. Dapat memperoleh penilaian dari perencanaan, proses penyelesaian proyek dan produk.

Dilihat dari sisi positifnya penggunaan media sosial (medsos) dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adanya keterkaitan dengan produk yang dihasilkan. Pemasaran dari produk dapat dilakukan dengan cara langsung bertemu dengan konsumen atau dengan memanfaatkan media sosial yang telah ada dan tidak asing lagi seperti YouTube, Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter.

Baca juga:  Sekolah di Kendal Sudah PTM 100 Persen, Kepala Sekolah: Alhamdulillah Lega

Media sosial dapat dijadikan tempat untuk berdiskusi antara guru dan peserta didik. Antara peserta didik dalam kelompok, antara guru dan orang tua dan antara guru dengan pihak terkait. Memantau aktivitas peserta didik dalam penyelesaian proyek, mempresentasikan dan sharing hasil proyek yang akan dan telah dilakukan peserta didik dengan guru dan masyarakat.

Melakukan informasi bisnis yang berkaitan dengan penjualan produk, melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses penyelesaian proyek dan produk sebagai hasil proyek. Apalagi di masa pandemi ini pemanfaatan media sosial sangat marak sekali untuk memasarkan hasil produk dan proyek.

Dengan melihat latar belakang tersebut di atas maka pembelajaran yang memanfaatkan media sosial haruslah disesuaikan dengan karateristik peserta didik.

Jangan sampai peserta didik salah langkah dalam memanfatkan media sosial, lingkungan geografis peserta didik yang berpengaruh besar terhadat baik buruknya, benar salahnya peserta didik dalam memanfaatkan media sosial dan infrastruktur.

Baca juga:  Rencana ‘Bocor’, Ganjar Alihkan Sidak PTM ke SMAN 1 Ungaran

Yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang keberhasilan. Pembelajaran tatap muka berbasis proyek yang memanfaatkan media sosial yang sederhana dan familiar diharapkan mampu mengatasi kendala yang temui oleh guru, peserta didik dan orang tua. Sehingga dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jaruh atau daring dapat berjalan dengan lancar. Bersosial medialah dengan bijak dan santun agar pelaksanaan pembelajaran tidak salah sasaran.

Dari sisi negatifnya antara lain timbulnya perasaan serba kurang disbanding dengan orang lain. Merasa takut ketertinggalan hal-hal yang viral atau populer di media sosial. Muncul perasaan depresi seperti suasana hati yang rendah dan perasaan tidak berharga. (fkp2/lis)

Guru SMKN 1 Karangawen


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya