
RADARSEMARANG.ID, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi. Keempat disiplin ilmu tersebut dipadukan oleh konsep ruang dan interaksi antar ruang.
Serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Keempat disiplin ilmu tersebut harus dikuasi oleh peserta didik dengan alokasi empat jam pelajaran setiap minggu.

Saking saratnya materi pelajaran IPS ini dianggap oleh sebagian peserta didik sebagai pelajaran yang sulit dikuasai. Apalagi ada pula yang beranggapan bahwa IPS mengandalkan hafalan dalam memahaminya sehingga membosankan.
Pendapat tersebut tidaklah salah, teapi tidak semuanya benar karena IPS juga merupakan pelajaran terapan. Artinya dalam mempelajari IPS peserta didik dapat secara langsung menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum 2013 atau K13 berorientasi penuh pada pencapaian kompetensi peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran pada K13 guru diharapkan menggunakan metode saintifik atau menggunakan langkah-langkah ilmiah.
Yaitu mulai dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran tergantung pada kepiawaian guru dalam dalam menggunakan metode, teknik dan model pembelajaran.
Guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Sementara siswa bersifat pasif hanya mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Mereka lebih banyak menunggu materi dari guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan.
Berdasarkan hal tersebut pembelajaran IPS khususnya materi Peran Kewirausahaan dalam Membangun Ekonomi Indonesia kelas VII di SMP Negeri 28 Semarang, yang selama ini menekankan aspek kognitif, kurang melibatkan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu project based learning.
Project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan masalah, dilakukan secara berkelompok atau mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Menurut Made Wana (Lestari, 2015:14) project based learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Pada model ini peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di masyarakat. Keterampilan manajemen organisasi dan waktu, penelitian dan penyelidikan, penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis. Mengasosiasi, mencoba, mendiskusikan, dan mengomunikasikan serta pembelajaran abad 21 (4C: Critical Thinking, Colaboration, Creative, Communication).
Pembelajaran model project based learning memiliki beberapa tahapan. Pertama, penentuan proyek pada tahap ini guru bersam apeserta didik menentukantema/topik proyek. Kedua, perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan proyek beserta pengelolaannya. Ketiga, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek. Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.
Keempat, penyelesaian proyek dengan memfasilitasi dan monitoring guru. Kelima, menyusun laporan dan publikasi hasil proyek. Keenam, evaluasi proses dan hasil. Guru dan dan peserta didik pada akhir pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
Dengan pembelajaran model based learning ini peserta didik dapat meningkatkan hasil dan merupakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Peserta didik dapat berlatih kejujuran, kemandirian, lebih mudah menguasai materi yang peserta didik menjadi kreatif dan berpikir kritis. Project based learning merupakan topik dunia nyata. Hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. (ips1/lis)
Guru IPS SMP Negeri 28 Semarang