RADARSEMARANG.ID, PANDEMI. Satu kata yang sangat lekat di telinga kita akhir-akhir ini. Kata ini juga kian mengalami penyempitan makna hingga hanya menyisakan satu makna saja, Covid-19. Morat-marit adalah akbibat nyata dari merebaknya Covid-19. Kebiasaan-kebiasaan dijungkir balikkan sehingga pemerintah menyeruakkan istilah new normal untuk mewanti-wanti sekaligus menyemangati kita semua dalam menghadapi kemorat-maritan Covid-19. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 adalah tongkat pegangan dalam penyelenggaraan belajar mengajar dalam masa pandemi. Belajar dari rumah dengan metode daring dilaksanakan dengan segala keruwetan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pihak guru maupun siswa.
Bagi siswa, kendala yang paling ditakuti adalah koneksi internet dan perangkat untuk mengikuti kelas seperti handphone dan laptop yang kadang-kadang tidak dimiliki. Ketika masalah koneksi dan perangkat dapat diatasi, masalah selanjutnya adalah bagaimana menjejalkan apa yang diajarkan oleh guru ke otak sambil menahan hawa nafsu untuk melakukan hal lain seperti bermain hp atau tidur.
Bagi guru, mengajar dari rumah secara daring adalah hal yang benar-benar baru. Rutinitas tiap hari berjibaku dengan papan tulis, spidol ataupun kapur tulis, dan siswa di ruang kelas kini digantikan dengan duduk seharian di depan laptop sambil menjelaskan materi-materi yang telah disiapkan sebelumnya dengan perangkat lunak pembuat paparan.
Tugas yang lebih memusingkan adalah menjelaskan kepada siswa suatu hal yang semula akan secara luwes bisa dijelaskan dengan media papan tulis seperti menjelaskan materi jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian (Adjusment Journal) merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam mata pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa Dagang dan Manufaktur (PAPJDM) di SMK kelas XI Jurusan Akuntansi Kuangan Lembaga (AKL). Jurnal penyesuaian (Adjusment Journal) termasuk dalam deretan materi sulit yang dirasakan oleh siswa. Sebab dalam materi tersebut dibutuhkan pemikiran yang agak panjang yaitu menyesuaikan akun-akun (perkiraan-perkiraan) dalam Neraca Saldo supaya nampak yang sebenarnya diakhir periode akuntansi. Media perangkat lunak pembuat paparan dirasa kurang luwes untuk menjelaskan secara rinci sedangkan perangkat lunak pengganti papan tulis belum begitu familiar dalam dunia pendidikan saat ini.
Beranjak dari hal tersebut tercetuslah metode pengajaran yang sepertinya bisa menjadi sebuah solusi. Metode ini memanfaatkan media youtube, team teaching, kamera hp dengan resolusi yang baik, perekam suara dan sedikit atau bahkan tidak sama sekali kemampuan editing video. Caranya sederhana. Cukup dengan bapak ibu guru mengajar seperti biasanya di depan papan tulis. Menjelaskan materi seperti layaknya waktu Covid-19 belum menyerang, namun bedanya, yang dihadapi bapak ibu kali ini adalah kanera hp yang dioperasikan oleh rekan team teaching atau hp yang diletakkan pada tripod. Yap, bapak ibu guru sedang menjadi youtuber layakya Atta Halilintar dan Ria Richis!
Setelah perekaman video selesai, waktunya editing video. Ini tentunya membutuhkan keahlian khusus. Bila sesama rekan guru tidak ada yang bisa melakukan editing video maka sewalah jasa editor video yang menyediakan layanan editing murah meriah atau bisa juga meminta tolong murid yang memiliki hobi tersebut. Setelah semuanya beres tinggal upload di youtube dan pada saat jam pelajaran online dimulai tinggal sajikan video yang telah dibuat sambil sesekali menjeda untuk sesi pertanyaan dan diskusi.
Kelebihan dari metode ini adalah siswa dapat dengan mudah menyaksikan secara berulang materi yang diajarkan karena telah tersedia di youtube. Selain itu, karena youtube telah menyediakan fitur unduh, siswa dapat mengunduh video pengajaran tersebut sebelum disaksikan secara berulang sehingga dapat menghemat kuota internet. (kb4/zal)
Guru Akuntansi SMKN 1 Pati
