
RADARSEMARANG.ID, PEMBELAJARAN merupakan upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Iklim dan pelayanan yang menyenangkan lebih bisa membuat siswa belajar lebih giat dan bersemangat dengan hati gembira. Pembelajaran yang menggembirakan ini menjadi refleksi kebanyakan guru. Karena tidak semua bisa selalu lancar pada penerapan di lapangan.
Sebagaimana yang dialami penulis di kelas V SDN 01 Bulaksari masih banyak siswa yang tidak bersemangat di dalam kelas. Pemandangan ini menjadi kajian penulis untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada kelas V mata pelajaran bahasa Indonesia dalam materi iklan. Metode tersebut penulis mempercayai mampu membuat kelas menggembirakan.

Metode Think Pair Share (TPS) merupakan teknik sederhana yang mempunyai keuntungan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa dalam mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan. Pengertian TPS menurut Trianto (2010:81) adalah berpikir berpasangan berbagi. Artinya jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa.
Sedangkan menurut Suyatno (2009:54) mengatakan TPS adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain).

Tujuan metode TPS untuk meningkatkan penguasaan akademik, dan mengajarkan keterampilan sosial, untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Materi pembelajaran iklan mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V ini memuat kompetensi dasar pada ranah pengetahuan menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau elektronik. Ranah keterampilan memeragakan informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau elektronik dengan bantuan lisan, tulis, dan visual. Indikator capaian belajarnya, siswa mampu mengidentifikasi informasi yang terdapat dalam iklan media cetak atau elektronik serta mampu menjelaskan atau mendemontrasikan informasi berdasarkan iklan yang ditampilkan.
Langkah–langkah model pembelajaran TPS pada materi pembelajaran iklan kelas V mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut, guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi pembelajaran. Dalam membangun motivasi bisa menampilkan video kesuksesan belajar atau cerita narasi tentang kesuksesan belajar. Selanjutnya, guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan informasi iklan di media cetak dan elektronik. Kemudian, siswa diberikan waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. Setelah itu, guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Kemudian, guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Langkah terakhir, guru memberikan kesimpulan dan refleksi untuk memastikan bahwa materi sudah dipahami secara maksimal oleh seluruh siswa.
Model pembelajaran tipe TPS pada materi iklan di kelas V ini memiliki beberapa keuntungan seperti yang penulis temukan, yaitu dapat memacu siswa untuk belajar lebih dalam terhadap materi iklan, dapat mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselengarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan, dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling bantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas. (ti3/ida)
Guru SDN 01 Bulaksari