
RADARSEMARANG.ID, Apa, PJJ diperpanjang lagi? Sampai kapan? Begitu selalu setiap kali penulis menyampaikan pemberitahuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak mengenai perpanjangan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Edaran disampaikan melalui WA group kelas. Berbagai macam reaksi disampaikan oleh peserta didik, bahkan oleh wali murid.
Satu tahun telah berlalu, pandemi belum juga usai. Keadaan ini merupakan masa yang sangat berat. Kondisi demikian, memicu guru dan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Pelaksanaan PJJ dilakukan secara daring (dalam jaringan), sehingga memaksa guru dan peserta didik harus bersahabat dengan laptop atau HP. Bosan sudah pasti, jenuh dan mengeluh berjalan terus. Kenyataan ini jelas akan mempengaruhi semangat dan minat belajar siswa, dan tentu saja berimbas pada prestasi belajarnya.

Sebagai pendidik harus mempunyai kiat tertentu untuk mengatasai masalah dalam kondisi apapun. Hal ini sangat diperlukan agar siswa tetap bersemangat belajar. Sebagai guru IPA, dalam setiap kesempatan penulis selalu menyampaikan bahwa belajar IPA itu sebenarnya menyenangkan. Belajar IPA adalah dunia nyata yang penerapannya berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai bagian dari alam terlibat secara langsung segala kegiatan yang terjadi di alam, melihat, merasakan, mengalami, membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan alam dan diri sendiri.
Agar siswa tetap semangat belajar walau di masa pandemi, maka kegiatan praktik juga perlu dilaksanakan supaya pembelajaran lebih bervariasi, dan menyenangkan. Begitu juga yang penulis lakukan ketika mengajar kelas VIII di SMP Negeri 3 Demak. Pada materi sistem pernapasan pada manusia, salah satu kegiatan pembelajarannya adalah praktik mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pembelajaran IPA tidak akan terpisahkan dari kegiatan praktikum. Praktikum dapat dilakukan menggunakan alat dan bahan yang paling sederhana, bahkan diri sendiri dapat dijadikan sampel untuk praktikum. Tempat praktikum dapat juga dilakukan di mana saja, disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pelajaran. Woolnough dan Allsop (dalam Rustaman, 2003) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA. Yaitu pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar. Kedua praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran.

Untuk lebih memahami tentang mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut, siswa perlu untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat menunjang pamahaman tersebut. Kegiatan yang perlu dilakukan adalah praktik secara langsung.
Sebelum melakukan praktikum, telah penulis bagikan lembar kerja via Google Classroom. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut : Letakkan tanganmu di dada. Hiruplah udara dalam-dalam dengan mengembangkan dada, kemudian embuskan. Pernapasan ini disebut pernapasan dada.
Amati bagaimana pergerakan dadamu saat kamu menghirup udara dan saat menghembuskan udara. Letakkan tangan di perut. Hiruplah udara dalam-dalam dengan mengembangkan perut, lalu embuskan. Pernapasan ini disebut dengan pernapasan perut. Amati bagaimana pergerakan perutmu saat kamu menghirup udara dan saat mengembuskan udara. Di akhir kegiatan, siswa diberi pertanyaan apa yang kamu rasakan pada dadamu ketika kamu menghirup udara (inspirasi)? Apa yang kamu rasakan ketika mengembuskan udara (ekspirasi)?
Melalui kegiatan praktikum, siswa dapat menguraikan apa yang dirasakan dan dialami. Membuktikan konsep-konsep atau teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri. Siswa mengumpulkan data, menganalisis, kemudian mengambil kesimpulan. Hasil semua itu dikomunikasikan kepada guru dalam bentuk laporan. Laporan boleh ditulis tangan, boleh diketik. Hasil akhir laporan difoto lalu dikirim melalui Google Classroom, email, atau WhatsApp. (kb4/lis)
Guru IPA SMP Negeri 3 Demak