
RADARSEMARANG.ID, Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut guru melakukan berbagai upaya agar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa di sekolah dapat diterapkan pada situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mata pelajaran seni budaya merupakan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum 2013. Di Sekolah Menengah Atas dalam pelajaran seni budaya pada kurikulum 2013 mengajarkan berbagai cabang seni yaitu seni musik, seni rupa, seni tari dan seni teater.
Permasalahan yang kami alami adalah hasil belajar peserta didik kelas VI SDN 01 Tenogo pada kompetensi dasar perbedaan waktu dan pengaruhnya mengalami penurunan minat belajar dalam pelajaran tematik. Di samping karena anak susah konsentrasi dan anak merasa jenuh terhadap pembelajaran yang disampaikan guru karena guru dalam mengajar masih menggunakan model konvensional. Dengan demikian akan mempengaruhi minat belajar pada peserta didik.

Maka penulis menerapkan metode sebagai pembelajaran nilai budaya lokal untuk meningkatkan prestasi belajar dan karakter siswa. Model pembelajaran bertukar pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya. Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.
Menurut Rustaman et al. (2003: 206), model pembelajaran ertukar pasangan ini termasuk pembelajaran dengan mobilitas yang tinggi, yaitu adanya aktivitas yang terdiri dari setiap siswa memiliki pasangan belajar. Kemudian harus bertukar dengan pasangan lainnya. Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut : siswa menjadi lebih mandiri, siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar, penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu, terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil, terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.

Dalam model pembelajaran interaktif bertukar pasangan terdapat langkah-langkah, antara lain sebagai berikut: Pertama, setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa yang memilih sendiri pasangannya). Kedua, guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas tersebut dengan pasangannya. Ketiga, setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu pasangan lain. Keempat, kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. Kelima, temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Keenam, kesimpulan.
Dengan penerapan metode bertukar pasangan dalam pembelajaran tematik, peserta didik kelas VI SDN 01 Tenogo semakin bersemangat untuk belajar. Karena siswa dilatih untuk dapat bekerjasama mempertahankan pendapatnya, semua siswa terlibat. melatih siswa untuk lebih teliti, cermat, cepat dan tepat. (ce3/ton)
Guru Kelas 6 SDN 01 Tenogo Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan