
RADARSEMARANG.ID, Salah satu minat siswa pada matematika adalah menemukan hasil dengan bermain. Hal ini termasuk kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan.
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakekatnya manusia yang serba ingin tahu. Keingintahuan tersebut disusun dengan menggunakan metode-metode tertentu, yang bersifat baku dan dapat dilakukan oleh siapapun (Warianto, 2011). Metode ini menarik perhatian siswa sehingga suasana kelas menjadi hidup. Materi yang sangat tepat disajikan di luar kelas, mengingat siswa sekolah dasar dunianya adalah bermain (Semiawan, 2008).

Ketika guru akan mengukur kemampuan siswa secara individu dapat diketahui bahwa ternyata siswa belum mampu menyelesaikan materi yang diberikan guru. Juga aktivitas pembelajaran matematika membutuhkan energi berpikir kritis, kurangnya konsentrasi siswa memberi dampak dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Menghadapi kondisi seperti hal tersebut guru merumuskan metode untuk meningkatkan minat siswa pada matematika dengan bermain. Bermain menurut Elizabeth Hurlock (1987: 320) adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir Hamdani (2011: 281). Bermain monopoli adalah penyajian materi yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Adapun langkah-langkah metode bermain monopoli yang penulis terapkan di siswa SD Negeri Tlogosari Kulon 02 Semarang adalah: (1) Prosedur. Merumuskan tujuan instruksional, memilih topik yang akan dipakai sebagai permainan, merinci kegiatan belajar mengajar, alat/sarana yang akan dipakai sebagai alat permainan. (2) Simulasi. Sebuah papan monopoli yang dilengkapi dengan petak-petak yang menerangkan tanah, bangunan, dan pajak, dua belah dadu, 30 buah rumah warna biru, 4 set kartu dengan warna berbeda yang berisi soal-soal materi, uang monopoli. (3) Aturan permainan. Papan monopoli akan dimainkan oleh dua kelompok. Tiap pemain mula-mula diberi uang monopoli dengan jumlah sama besar. Permulaan mencampakkan dadu bergulir angka yang terbanyak terlebih dulu.
Permainan monopoli dimulai dipetak mulai. Setelah itu pemain yang dijalankan bergiliran sesuai dengan angka dadu kepetak-petak menurut arah panah. Jika pemain berhenti di salah satu kota, maka pemain harus mengambil kartu sesuai dengan warna kotak. Pemain harus menjawab pertanyaan tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Jika pemain menjawab benar, maka berhak menentukan areal tumbuh. Namun jika pemain tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dikembalikan ke tempatnya, kemudian permainan dilanjutkan kembali. Jika area yang dibeli disinggahi oleh pihak lawan, lawan wajib dibayar sesuai dengan harga areal tersebut. Dalam permainan ini, pemenang adalah pemain yang banyak memiliki rumah serta memiliki uang yang lebih banyak dari permainan lawan.
Guru menerapkan metode ini agar menjadi daya tarik siswa secara tidak disengaja. Di dalam bermain, mereka itu belajar. Guru mengajak siswa ke lapangan untuk melakukan kegiatan permainan monopoli. Guru meminta kesan-kesan apa yang diperoleh siswa di lapangan setelah menerapkan permainan monopoli dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan pengamatan dan penilaian guru, penggunaan metode bermain monopoli dapat meningkatkan minat siswa pada matematika. Peningkatan kompetensi siswa dapat dilihat dari penguasaan semua petak di atas papan, melalui pembelian, penyewaan, dan pertukaran properti. Dalam sistem ekonomi sederhana siswa mampu berinteraksi dalam kehidupan sosial, mampu menghadapi masalah-masalah di dalam kehidupan sehari-hari. (lbs1/ton)
Guru SD Negeri Tlogosari Kulon 02 Semarang