
RADARSEMARANG.ID, PEMBELAJARAN IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif) keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Masalah yang ditemukan pada diri siswa SMPN 1 Rowosari adalah masih memandang bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit. Hal ini terlihat dari minat belajar yang kurang, hasil penilaian harian rendah, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian kenaikan kelas rata-rata masih di bawah standar ketuntasan.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah, antara lain: metode pembelajaran yang digunakan masih kurang memanfaatkan media dan sumber belajar. Siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas di rumah. Minat baca siswa masih rendah. Siswa masih pasif di dalam mengikuti pelajaran dan diskusi kelompok. Siswa takut untuk bertanya kepada guru pada saat proses belajar mengajar; dan Siswa tidak berani untuk tampil maju di depan kelas pada saat presentasi.

Salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah penerapan metode ‘inkuiter’ (inkuiri terbimbing), karena metode ini mengajak siswa untuk lebih aktif dan membangun kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok, sehingga dengan diskusi yang membangun pengembangan pengetahuan siswa, diharapkan kemampuan siswa akan bertambah dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Metode ini dipilih dengan alasan agar mendapatkan efektifitas pembelajaran pada siswa SMP. Inkuiri terbimbing menempatkan siswa aktif untuk melakukan eksplorasi, observasi dan investigasi atas bimbingan guru.
Langkah – langkah yang dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing antara lain: Orientasi, yaitu guru mengkondisikan siswa siap menerima pembelajaran. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa kepada suatu persoalan yang harus diselesaikan agar siswa memperoleh pengalaman yang berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir. Merumuskan hipotesis, pada langkah ini guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang merangsang siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau kemungkinan jawaban yang terjadi dari persoalan yang dikaji. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Guru berperan dalam pembentukan kesimpulan dengan memilah dan memilih antara data yang relevan dan tidak sehingga dapat ditarik kesimpulan akurat.

Melalui pembelajaran dengan metode ‘inkuiter’ diharapkan dapat menggairahkan siswa kelas IX SMPN 1 Rowosari di dalam mengikuti pelajaran IPA materi kemagnetan. Selain itu diharapkan pengetahuan siswa akan lebih berkembang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penulis sudah mempraktekkan pembelajaran dengan metode ‘inkuiter’ ini di kelas IX SMPN 1 Rowosari dengan hasil sebagai berikut: meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge melalui praktek dan membaca literasi, peserta didik termotivasi dan antusias dalam pembelajaran, peserta didik memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang materi tersebut yang dibuktikan melalui evaluasi dengan hasil yang lebih baik. Dengan demikian sangatlah tepat menggunakan metode inkuiter untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMPN 1 Rowosari. (ti1/zal)
Guru SMPN 1 Rowosari, Kendal