
RADARSEMARANG.ID, Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika, wajar jika matematika diajarkan sejak dini. Yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, dalam upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan, pembelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar harus diupayakan agar matematika betul-betul dikuasai dengan baik. Sesuai dengan teori Piaget pada usia sekolah dasar yaitu 7 – 11 tahun anak masa sekolah masih dalam tingkat operasi konkret yang mana anak telah mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak.
Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu keterampilan matematika yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar adalah kemampuan dalam melakukan operasi hitung khususnya perkalian. Perkalian merupakan proses aritmatika dasar di mana satu bilangan dilipatgandakan sesuai dengan bilangan pengalinya. Menurut Auliya (2009:8) perkalian merupakan operasi penjumlahan yang diulang-ulang. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini.

Hal ini karena konsep-konsep dalam matematika merupakan suatu rangkaian sebab akibat. Sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep, akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya.Faktanya, AxB = BxA hanya merupakan kesamaan pada tataran hasil komputasi saja, dan kondisi ini menunjukkan berlakunya sifat pertukaran (komutatif) dalam perkalian bilangan bulat.
Konsep dasar perkalian adalah penjumlahan yang berulang, inilah yang menyebabkan AxB berbeda dengan BxA, sebab AxB = B+B+B+B (sebanyak Ax), sedangkan BxA = A+A+A+A (sebanyak Bx). Misalnya saja pada aturan pemakaian suatu obat, biasanya ditulis 3×1 tablet sehari. Ini menunjukkan bahwa obat itu tidak diminum 3 tablet sekaligus, melainkan 1 tablet setiap kali minum sebanyak 3 kali (pagi/siang/sore).

Dengan demikian kata “KALI” mempunyai makna tersendiri, bukan sekedar simbol operasi/bahasa matematika. Tetapi nantinya dikaitkan dengan aplikasi pada mata pelajaran lain sesuai dengan tema yang diajarkan di SD, terutama pada Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran tematik.
Dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa siswa lebih dahulu mengerti tentang penjumlahan. Kemudian dengan jembatan pengetahuan sebelumnya, digunakan untuk menginjak ke pembelajaran selanjutnya tentang perkalian. Itulah sebabnya pengetahuan konseptual harus dijelaskan dengan benar, sehingga ketika ditanya hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural, anak tersebut mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Mengingat pentingnya dua macam pengetahuan tersebut inilah yang menyebabkan seorang guru wajib menanamkan konsep dasar operasi perhitungan yang benar. Dalam mengajarkan dasar sebuah operasi perhitungan, biasanya seorang guru akan mengikuti tahap-tahap pertama penanaman konsep operasi; kedua pengenalan dan latihan pada fakta dasar operasi; ketiga, pemberian algoritma operasi; keempat penguatan keterampilan operasi.
Penanaman konsep sebuah operasi perhitung dimaksudkan agar seorang anak mampu memahami pengertian dan latar belakang dari suatu operasi perhitungan.
Pemahaman terhadap konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian akan memberikan pengetahuan pada anak tentang landasan dan keterkaitan antar operasi yang pada akhirnya anak mampu untuk menggunakannya dalam pemecahan masalah. (btj2.2/lis)
Guru