RADARSEMARANG.ID, DAMPAK pandemi Covid-19 terasa sangat besar pada berbagai sendi kehidupan, termasuk dibidang pendidikan. Pembelajaran yang biasanya dilakukan bersama – sama disekolah kini harus dilakukan dari rumah. Pembelajaran secara jarak jauh untuk siswa – siswi kami memang bukan persoalan yang mudah, karena tidak semua siswa memiliki perangkat android bahkan orang tua ataupun wali mereka belum memilikinya. Keterbatasan akses internet turut menjadi kendala, terutama untuk siswa yang tinggal di daerah pedesaan yang jauh.
Namun kondisi seperti ini tentu tidak boleh diterima hanya dengan berpasrah diri, mendapatkan ilmu dan pembelajaran merupakan hak peserta didik yang patut dipenuhi, memberikan ilmu dan pembelajaran merupakan kewajiban yang melekat pada diri seorang guru tidak peduli bagaimanapun kondisi yang harus dihadapi, hal yang paling mungkin dilakukan adalah beradaptasi, beradaptasi dengan pandemi dan keadaan siswa – siswi kami.
Pertengahan Maret merupakan awal pembelajaran jarak jauh, pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan penggunaan aplikasi Whatsapp dan Google Classroom, aplikasi Whatsapp untuk sosialisasi dan koordinasi pembelajaran dari rumah dipilih karena orangtua / wali dan peserta didik yang telah memiliki perangkat android terbiasa menggunakannya. Google Classroom juga digunakan untuk mempermudah pembelajaran jarak jauh.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Self Organize Learning Environment (SOLE), peserta didik secara mandiri menggali informasi tentang materi pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat android yang dimiliki. Salah satu materi pembelajaran yang diberikan saat pandemi adalah perubahan sosial budaya yang bertujuan agar siswa mampu menjelaskan tentang perubahan sosial budaya dari buku paket maupun dari berbagai sumber. Beberapa siswa tidak memiliki perangkat android, tetapi ada pula yang telah memiliki namun minim kemauan untuk memenuhi tugasnya dalam pembelajaran jarak jauh, belum lagi keluhan – keluhan yang bermunculan, tak jarang siswa membandingkan pembelajaran tatap muka yang dianggap lebih mudah dipahami dan rindunya kebersamaan. Sebagai guru, saya pun merasakan hal yang sama, namun kesehatan peserta didik jauh lebih penting maka seluruh sekolah harus mengikuti anjuran Pemerintah yaitu belajar dari rumah.
Untuk meningkatkan kemauan siswa mengikuti pembelajaran IPS jarak jauh, saya memberikan kebebasan peserta didik melakukan eksplorasi tentang materi pelajaran, materi bisa di akses melalui portal yang disediakan di internet. Walaupun kendala itu tetap masih ada terutama kuota internet. Walaupun ada bantuan kuota dari pemerintah namun tetap saja harus ada kuota utamanya. Dengan metode SOLE diharapkan dapat merangsang setiap siswa untuk melatih rasa ingin tahu yang dimilikinya dengan menggunakan fasilitas internet. Sehingga siswa siswi dapat mengakses berbagai bahan pelajaran sekolah melalui internet. Seperti yang diterapkan di SMPN 1 Wonotunggal. (pai2/zal)
Guru SMPN 1 Wonotunggal
