
RADARSEMARANG.ID, Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi. Sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, matematika juga memerlukan pemahaman konsep yang baik, karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya.
Berdasarkan kenyataan yang penulis lihat di SMP Negeri 1 Kedungwuni dimana penulis mengajar di sekolah tersebut khususnya kelas VIIA, diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan lebih terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Hampir sebagian besar siswa justru mengaku bahwa mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru. Sebagian siswa hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang lebih mengedepankan siswa pada kerja dalam kelompok belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan kondisi siswa yang kurang mampu dalam memahami konsep matematika, maka kooperatif STAD ini diharapkan mampu meningkatkan semangat siswa dalam memahami konsep matematika dan dapat mempermudah siswa belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima tahap pembelajaran yaitu persentasi kelas yang dilakukan oleh guru, belajar kelompok dengan menggunakan LKS, kuis individu, peningkatan nilai individu dan penghargaan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang dituntut mandiri dan tidak tergantung pada anggota lain dan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama agar kelompoknya mendapat nilai yang maksimal. Oleh karena itu setiap individu mempunyai tanggung jawab dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran matematika agar tercapai hasil belajar yang memuaskan. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan tercipta kerjasama dan keberhasilan dalam kelompok yang tergantung dari keberhasilan individu.

Dengan berdiskusi siswa dapat berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain, mengekspresikan dirinya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. Termasuk belajar dalam kelompok adalah membandingkan jawaban dan meluruskan jika ada anggota kelompok yang mengalami kesalahan konsep. Dengan demikian dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Dari empat kali pertemuan tatap muka dengan pokok bahasan himpunan dimana penulis kemudian mengambil penilaian akhir, didapatkan hasil yang cukup menggembirakan. Dari 32 siswa yang penulis ajar, sebanyak 78,1% atau sebanyak 25 siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Dan sebanyak 21,8% siswa atau sekitar 7 siswa masih belum mencapai KKMnya. Rata-rata kelas yang dicapai adalah 80,3. Dengan melihat hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode STAD dapat digunakan dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa yang berimbas pada hasil belajar yang bagus. (bp2/ton)
Guru Matematika SMP 1 Kedungwuni