
RADARSEMARANG.ID, Mata pelajaran matematika mempunyai peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Karena hampir setiap hari kita melibatkan kegiatan yang bersifat matematis. Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitik, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuannya bekerja sama.
Kondisi yang terjadi pada umumnya terkait kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Ngalian, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan tentang materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) belum maksimal. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat bosan, cenderung pasif, dan tidak semangat dalam belajar. Sebab, selama ini guru belum menggunakan metode yang tepat. Sebagian besar proses pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas latihan. Sehingga pembelajaran didominasi oleh guru.

Untuk menyampaikan materi supaya mudah dipahami siswa diperlukan metode yang tepat dalam pembelajaran. Karena itu, salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas VI SD Negeri Ngalian materi FPB dan KPK adalah metode demonstrasi. Metode merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Sedangkan demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses (Roestyah, 1991:83).
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif. Sebab, membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demontrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demontrasi dapat menyajikan bahan pembelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda, baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya, dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas, tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
Menurut Muhibin Syah (dalam Adrian, 2004:8) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode demonstrasi memiliki kelebihan, yakni: pertama, siswa akan memperoleh gambaran yang jelas mengenai proses suatu yang telah didemonstrasikan. Kedua, perhatian siswa akan lebih mudah dipusatkan pada hal-hal yang sedang dibahas. Ketiga, dapat mengurangi kesalahan pengertian siswa dibandingkan dengan ceramah dan tanya jawab. Karena dengan demonstrsi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu. Keempat, akan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan apa yang didemonstrasikan (Soetomo, 1998:162). Dari kondisi siswa tersebut dinyatakan bahwa menerapan metode demonstrasi untuk materi FPB dan KPK dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (bp1/aro)
Guru Kelas VI SD Negeri Ngalian, Kec. Tirto, Kab. Pekalongan