27 C
Semarang
Minggu, 26 Maret 2023

Model Two Stay Two Stray Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar PPKn

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Sering terjadi dalam suatu pembelajaran, jauh dari harapan seorang pendidik untuk dapat mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Mata pelajaran PPKn kadang dipandang sebagai mata pelajaran yang banyak menyajikan teori dan konsep. Hal ini memunculkan anggapan PPKn sebagai mata pelajaran yang membosankan, didukung dengan beberapa fakta bahwa mata pelajaran dengan banyak teori dan konsep menjadikan peserta didik tidak fokus terhadap materi, tidak memahami apa yang dipelajari, dan hasil belajar mereka menjadi rendah.

Berdasarkan pengalaman tersebut di atas, perlu solusi untuk mengubah model pembelajaran yang selama ini dipraktikkan dengan model pembelajaran kooperatif. Peserta didik belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok. Menurut Slavin (2010:8) dalam pembelajaran kooperatif para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Tepatnya seorang guru dalam memilih salah satu model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, sangatlah menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Baca juga:  Belajar Mengenal Organisasi Lebih Asyik dengan Simulasi

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang membuat peserta didik tertarik dan antusias dalam belajar PPKn adalah model Two Stay Two Stray pada materi “Memahami Kedudukan dan Fungsi Pancasila” kelas VIII-A SMP Negeri 3 Kaliwungu. Menurut Huda (2014:207), model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggungjawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi, model ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Baca juga:  Civic Education dalam Penerapkan Tata Upacara

Pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray ini diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi antar kelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.

Baca juga:  Belajar Integrasi Nasional Asyik melalui Metode Snowball Throwing

Proses pembelajaran memahami kedudukan dan fungsi Pancasila melalui model Two Stay two Stray membuat siswa lebih antusias, kondusif dan lebih menyenangkan. Hasil belajar siswapun dalam materi ini yaitu Kompetensi Dasar 3.1 lebih baik dan meningkat. Di samping itu perilaku siswa juga mengalami perubahan, yaitu yang awalnya peserta didik sangat pasif, berbicara sendiri, bergurau dan sama sekali tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, setelah menggunakan model Two Stay Two Stray siswa menjadi antusias, bertanggungjawab, toleran, gotong royong dan disiplin dalam pembelajaran. (pai1/ton)

Guru PPKn SMPN 3 Kaliwungu


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya