25 C
Semarang
Minggu, 28 Mei 2023

Belajar Mengenal Organisasi Lebih Asyik dengan Simulasi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, PARADIGMA baru pembelajaran PPKn mengemban tiga fungsi pokok yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelegence), membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation). Dalam konteks itu, PPKn diharapkan dapat mendukung partisipasi warga negara dengan penuh tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis.

Untuk itu, pembelajaran PPKn tidak cukup disajikan melalui penjelasan naratif saja, tetapi perlu disajikan suatu permasalahan yang dapat diselesaikan siswa. Salah satu pokok bahasan pelajaran PPKn SD kelas V adalah Kebebasan Berorganisasi. Materi ini diharapkan dapat memberikan bekal bagi siswa untuk memahami dan menggunakan salah satu hak yang dijamin undang-undang dalam kehidupan sosial, yaitu kebebasan berorganisasi. Berdasar hasil pengalaman penulis diketahui bahwa prestasi belajar PPKn terutama tentang pokok bahasan Kebebasan Berorganisasi di SDN 2 Pangkalan Tiga Kabupaten Kotawaringin Barat masih belum optimal. Siswa terlihat belum enjoy dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena itu, pembenahan terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan aktivitas belajar yang dapat diintervensi guru dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk itu, penulis mencoba mengatasi masalah pembelajaran tersebut dengan menerapkan metode simulasi. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya, simulasi, penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistik atau pemeran. Sri Anitah W dkk (2007:22) menyatakan metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.

Menurut Sudjana (2005:112), prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembalajaran adalah, 1) guru bersama siswa memilih dan menyusun cuplikan suatu situasi kehidupan nyata. Selanjutnya guru mempelajari peraturan simulasi untuk menentukan fungsi, peran, dan proses yang akan dilakukan. Guru mengidentifikasi masalah untuk dijelaskan kepada para siswa. 2) Guru menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik simulasi. Guru menerangkan aturan-aturan tentang peran, kedudukan dan fungsi masing-masing peserta. 3) Guru menjelaskan masalah-masalah yang ada dalam cuplikan, sehingga para siswa berpikir menghubungkan masalah yang diungkapkan dalam simulasi dengan masalah yang ada dalam kehidupan mereka. 4) Guru memilih dan memotivasi beberapa peserta untuk melakukan peran-peran dalam simulasi. 5) Guru atau salah seorang siswa memimpin diskusi tentang proses dan hasil simulasi untuk memperoleh, a) masalah dan pemecahan baru yang berhubungan dengan masalah yang diangkat dalam situasi itu. b) Kontribusi hasil simulasi terhadap kehidupan nyata para siswa atau masyarakat. c) Kegiatan tindak lanjut yang mungkin dapat dilaksanakan. d) Mengevaluasi penggunaan simulasi.

Melalui penerapan metode simulasi pada pokok bahasan Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN 2 Pangkalan Tiga Kabupaten Kotawaringin Barat diharapkan siswa dapat lebih enjoy dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu diharapkan berdampak pada meningkatnya hasil pembelajaran siswa. (ips2.1/ida)

Guru SDN 2 Pangkalan Tiga Kabupaten Kotawaringin Barat


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya