
RADARSEMARANG.ID, Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informatika dan banyak diadakannya pendidikan dan pelatihan, mendukung terlaksananya Kurikulum 2013. Proses pembelajaran di kelas sudah tidak seperti yang terjadi di awal penerapan Kurikulum 13, pembelajaran yang sebagian besar berpusat pada guru.
Sekarang ini pembelajaran di kelas sudah mulai mengajak peserta didik untuk aktif mencari permasalahan sendiri dan memecahkan dengan tetap difasilitasi guru. Namun guru tetap berinovasi untuk menerapkan model pembelajaran yang selalu menarik, media pembelajaran yang mendukung, sehingga memotivasi peserta didik untuk terus aktif mempelajari materi melalui proses pembelajaran di kelas. Agar proses pembelajaran tidak monoton, di kelas VIIF SMP Negeri Kandeman diterapkan salah satu model pembelajaran mind mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat kreatf yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Materi yang dipelajari yaitu pencemaran lingkungan.

Belajar berbasis pada peta pikiran (mind mapping) merupakan cara belajar yang menggunakan konsep pembelajaran yang komprehensip Total Mind Learning (TML). Pada konsep TML, pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menjelaskan cara membuat mind mapping. Yaitu catatan dibuat dengan cara membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah. Sementara subtopik dan perincian menjadi cabang cabamgnya.
Cabang-cabang tersebut juga bisa berkembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil. Dibuat di kertas manila (peserta didik sudah diberi tahu untuk membawa kertas manila dan spidol warna pada pertemuan materi sebelumnya) dan menyampaikan kompetensi dan memberikan penjelasan singkat mengenai materi pembelajaran.

Langkah kedua membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Langkah ketiga peserta didik bekerja dalam kelmpok dan yang terakhir peserta didik mempresentasikan di depan kelas. Penilaian dilakukan ketika guru menjelaskan cara membuat mind mapping dan memberikan penjelasan singkat mengenai materi pembelajaran dan peserta didik sangat antusias karena yang diterapkan dalam pembelajaran kompetensi dasar kali ini adalah model pembelajaran yang baru bagi peserta didik.
Penilaian juga dilakukan ketika peserta didik bertanya tentang permasalahan pada materi pencemaran pertanyaanya tentang apa penyebab pencemaran air, tanah dan udara; apa akibat pencemaran air, tanah dan udara; usaha apa yang dilakukan untuk menanggulangi pencemaran air, tanah dan udara.
Peserta didik banyak yang bertanya penilaian selanjutnya yang dilakukan oleh guru yaitu tentang antusias diskusi kelompok dan kekompakan kelompok dalam membuat mind mapping dan keseriusan dalam presentasi kelompok di depan kelas.
Peserta didik sangat kompak berdiskusi. Semua ikut berpartisipasi, dari yang pandai melukis (psikomotor) yang pandai dalam materi (kognitif) dan yang lain membantu menyelesaikan tulisan. Penilaian terakhir tentang kandungan materi, kesesuaian hubungan dalam materi dan keunikan mind mapping.
Guru memberi apresiasi yang positif dan menyuruh tepuk tangan bersama untuk kelompk yang sudah presentasi ke depan kelas. Peserta didik melakukan presentasi secara kompak karena sudah ada pembagian tugas dalam kelompok masing masing. Guru merasa senang. Ternyata hasil kreasi anak sangat mengagumkan dan mempunyai keunikan yang berbeda-beda dan ini diungkapkan oleh guru kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi yang positif.
Pembelajaran dengan mind mapping dapat memotivasi belajar IPA. Model ini mempunyai kelebihan antara lain memudahkan kita melihat gambaran secara keseluruhan. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan. Memudahkan menambahkan informasi baru, pengkajian ulang bisa lebih cepat. Dan setiap peta bersifat unik. (pkl1/lis)
Guru IPA SMP Negeri 1, Kandeman, Batang