
RADARSEMARANG.ID, Kewajiban guru bimbingan TIK dalam membimbing peserta didik dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan di lapangan, guru bimbingan TIK harus mampu mempersiapkan materi/topik bahasannya dengan cara penyajian yang tepat. Hal ini penting menjadi sebuah perhatian besar disebabkan alokasi waktu pembimbingan secara klasikal atau kelompok belajar dilaksanakan sangat singkat. Pada jadwal pembelajaran di SMP Negeri 3 Bojong, guru bimbingan TIK mendapatkan alokasi waktu tatap muka di kelas dengan durasi hanya 1 jam bimbingan atau 40 menit di tiap kelasnya. Jika penjelasan yang dilakukan dengan metode ceramah sangat sulit diterima oleh peserta didi,k karena materi/topik bahasan dalam bimbingan TIK seharusnya dapat dihadirkan lebih nyata dan praktis. Dengan menggunakan metode movie learning, bimbingan TIK di SMP Negeri 3 Bojong diharapkan mampu mempercepat penerimaan materi/topik bahasan bimbingan TIK dan tersimpan lebih lama pada memori jangka panjang para peserta didik.
Strategi movie learning merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengaitkan konsep pembelajaran dengan tayangan film (Munif Chatib). Seluruh materi pembelajaran mulai dari indikator pembelajaran hingga target yang diinginkan terangkum dalam film yang akan diputar. Strategi movie learning dinilai sangat berkesan. Sebab, dalam pelaksanaannya strategi ini memiliki kekuatan emosi dan mampu menyentuh multiple intelegences (kecerdasan majemuk) peserta didik dalam ranah spasial-visual yang kemudian dapat berkembang pada prosedur aktivitas yang dirancang oleh guru. Untuk memastikan strategi ini berjalan sukses dan efektif, maka guru harus memastikan bahwa peserta didik mampu mengambil manfaat dari film yang akan diputar.

Sebelum pemutaran film, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas empat orang. Setiap kelompok diberikan pertanyaan yang sama, di mana jawaban dari pertanyaan tersebut dapat ditemukan dalam tayangan film yang diberikan. Mereka diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan yang diberikan. Ketika film mulai diputar, seluruh peserta didik memusatkan perhatian pada film yang diputar dan sesekali beberapa anggota kelompok mulai mencoret-coret catatannya untuk berusaha mencatat hal-hal penting yang mereka temukan dalam tayangan film.
Setelah film selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya, membahas tentang film tersebut dengan dipandu oleh guru bimbingan TIK. Beberapa komentar muncul dari beberapa anggota kelompok terkadang berbeda, dan mereka melakukan analisis bersama. Diskusi yang mereka lakukan sangat luar biasa. Peserta didik dengan cepat melakukan analisis tentang Microsoft Excel, dan mereka mampu memahami siklus pembuatan tabel sederhana, yang mungkin tidak dapat mereka lakukan jika strategi pembelajarannya menggunakan metode ceramah. Dalam tayangan film ini, seakan-akan peserta didik merasakan secara langsung konsep Microsoft Excel.

Strategi analisis film ternyata sangat disukai oleh para peserta didik. Daya analisis mereka juga terpacu dalam tayangan film tersebut, sehingga peserta didik menjadi lebih kreatif dalam beropini bagai pengamat ahli yang mengomentari kegiatan dalam film tadi. Penerapan strategi movie learning mampu memberikan percepatan penyampaian materi/topik bahasan secara sistematis. Hubungan antara strategi movie learning dengan daya ingat menyimpan materi sangat kuat. Hal ini disebabkan panca indra penglihatan dan pendengaran yang digunakan peserta didik dalam menonton film menggerakkan emosionalnya. Penyampaian penugasan dilakukan dengan cara berpikir kritis menggunakan soal essai, mengaitkan materi bimbingan TIK dengan realitas yang disajikan di dalam film, sehingga pembimbingan yang berlangsung dapat disimpan oleh peserta didik dalam memori jangka panjangnya. (wds2/aro)
Guru Bimbingan TIK SMP Negeri 3 Bojong.