
RADARSEMARANG.ID – Hari ini, 1 April 2022 Jawa Pos Radar Semarang berulang tahun ke-22. Kado terindahnya: ucapan selamat dari berbagai kalangan, termasuk para kepala daerah.
Kado pertama diberikan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dua hari lalu. Saat itu orang nomor satu di Kota Atlas yang akrab disapa Hendi ini berulang tahun ke-51. Jawa Pos Radar Semarang juga memberikan ucapan selamat kepada bapake wong Semarang itu. Saling memberi. Inilah keharmonisan.

Hidup adalah sistem. Saling memiliki ketergantungan. Radar Semarang bisa mencapai usianya sekarang karena dihidupi oleh seluruh stakeholder. Didukung oleh semua pihak dalam masyarakat. Baik individu maupun kelompok yang memiliki kepentingan dan peran.
Pak Hendi cerdas. Membangun kota dengan Bergerak Bersama. Tanpa seluruh stakeholder apalah artinya. Sehebat-hebatnya pimpinan pasti memiliki keterbatasan. Saya mengagumi. Konsepnya sederhana. Tetapi, sangat mendasar. Itu jugalah yang saya terapkan di Radar Semarang.

Sungguh bukan perkara mudah menjalankan perusahaan koran sekarang. Sebagian besar surat kabar telah mati. Kebanyakan yang tersisa pun hidup segan. Yang tak mau mati tinggal beberapa. Alhamdulillah Radar Semarang tidak termasuk kelompok-kelompok itu.
Lonceng kematian koran sudah berdetak sejak 15 tahun lalu. Ketika satu persatu koran di Amerika Serikat berguguran. Akhir nasibnya ada yang dramatis. Koran Seattle Post Intelegencer ditutup dengan upacara kematian. Semua karyawan dikumpulkan di depan gedung jangkung yang menjadi ikon kota di negara bagian Washington. Kemudian lampu gedung dimatikan sebagian demi sebagian mulai dari yang paling atas sampai gelap seluruhnya.
Seperti pernah ditulis Dahlan Iskan dalam buku Hidup Antusias, Seattle P-I, sebutan koran itu, telah berumur 146 tahun saat dimatikan. Pernah tujuh kali mendapat Pulitzer, penghargaan tertinggi jurnalistik di Amerika Serikat. Koran itu akhirnya ditutup 17 Maret 2009 karena pemiliknya sudah tidak memiliki keyakinan bahwa koran itu bisa hidup.
Keyakinan. Itulah yang saya pegang. Saya yakinkan teman-teman bahwa tidak seluruh koran akan mati. Toh ketika radio merebak koran tetap ada. Demikian juga ketika televisi mengudara dengan gambarnya yang berwarna, radio tetap hidup. Sekarang internet sudah bisa diakses oleh seluruh warga, televisi juga tidak tutup.
Tentu, seperti yang disampaikan tukang ramal, koran yang bertahan tidak banyak. Satu kota cukup satu atau dua. Yang betul-betul berkualitas. Yang dikelola dengan totalitas. Yang dimaui dan didukung oleh semua stakeholder. Itulah koran premium.
Alhamdulillah. Teman-teman di Radar Semarang paham. Dua tahun terakhir ketika dunia dihajar pandemi korona, semangat mereka tidak kendor. Ketika ide dan konsep besar tidak bisa diwujudkan, mereka tidak patah arang. Saya bilang yang dibutuhkan bukan lompatan-lompatan besar, tetapi konsistensi melangkah. Langkah-langkah kecil pun tidak apa-apa. Yang penting mendasar, sehingga menimbulkan dampak besar.
Kata kunci sudah ditemukan. Premium. Itu berarti semua perhatian dan kemampuan dicurahkan untuk membuat koran yang betul-betul berkualitas. Baik isi dan tampilan dengan warna-warna yang memanjakan mata. Bukan isi yang bertebaran di internet. Juga bukan yang tampil di media-media sosial.
Memang tidak gampang. Semua pihak harus bekerja keras. Dan yang lebih utama harus tetap bersemangat. Maka dengan tagline Antusiasme Baru, kami yakin Radar Semarang akan tetap eksis.
Kami berterima kasih kepada semua pihak, para relasi, mitra, klien, agen, loper, dan seluruh pembaca. Berkat dukungan Andalah kami antusias dan atas kemauan Anda juga kami terus ada. Selamat Berulang Tahun. Semoga panjang umur. (*)