RADARSEMARANG.ID, Magelang – Awalnya, Nur Hanifah belum begitu paham dengan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Namun ia yakin, program yang dibuat pemerintah tidak asal-asalan. “Keluarga saya langsung mantap saja berobat pakai kartu ini,” kata Nur.
Dia tiba-tiba tersenyum. Menghela nafas cukup dalam, sambil memandangi kartu JKN-KIS yang ia pegang di tangan kanannya. Ia masih tak menyangka, kartu JKN-KIS itu bisa menjamin seluruh pengobatan anggota keluarganya. Ibu, dan ayahnya, keluar masuk rumah sakit. Kakaknya juga pernah. “Kami orang desa, tapi kami dilayani baik saat di rumah sakit,” kenang warga Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang itu.
Bahkan dia sendiri melahirkan, tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Padahal ia, tidak pernah membayar iuran dari uang pribadi. Pemerintah telah menanggung semuanya, karena ia peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Tanggal 25 Mei 2019, ia menempuh jarak cukup jauh dari rumahnya menuju ke bidan di Kota Muntilan. Saat kaum muslim bertarawih, ia melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim. “Bekal saya perlengkapan bayi, uang seperlunya, dan kartu JKN-KIS. Alhamdulillah, semua gratis,” ucapnya.
Sejak BPJS Kesehatan hadir, ia makin sadar. Kesempatan berobat bukan hanya dimiliki orang-orang berduit. Sembuh menjadi harapan orang sakit, termasuk kedua orang tuanya. Tidak perlu menunggu uang terkumpul banyak untuk berobat. Atau berspekulasi menunggu sembuh sendiri.
“Itu pikiran-pikiran kita dulu. Sekarang begitu merasakan badan tidak sehat, langsung periksa saja, supaya cepat mendapat penanganan yang tepat. Sakit tidak semakin parah,” ungkapnya. (bis/put/lis)