25 C
Semarang
Minggu, 28 Mei 2023

Menjemput Kota Magelang yang Maju, Sehat, dan Bahagia

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Semangat menuju Kota Magelang yang yang maju, sehat, dan bahagia tercantum dalam tema Hari Jadi ke-1115 Kota Magelang.  Tema ini persis seperti visi Pemkot Magelang yang punya arti penting sebagai awal perubahan Kota Magelang di bawah kepemimpinan Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz, dan Wakil Wali Kota Magelang Kiai M. Mansyur.

Latar belakang berbeda dari para pemimpin inilah membuat Kota Magelang semakin berwarna. Wali Kota dokter Aziz mencitrakan jiwa nasionalis. Separo usianya kini  telah didedikasikan untuk melayani kesehatan masyarakat. Khususnya menangani penyakit sesuai kompetensinya, spesialis penyakit dalam, konsultasi ginjal, dan hipertensi. Gelarnya SpPD-KGH. Tidak heran, pelayanan dasar di bidang kesehatan di Kota Magelang menjadi prioritas utama dan akan ditingkatkan.

Sementara Wakil Wali Kota Magelang adalah seorang tokoh agama terkemuka di Kota Magelang. Punya cita-cita menjadikan warganya religius. Berharap dalam tiap program pemerintah yang dilaksanakan bisa dipertanggungjawabkan dunia, dan akhirat. Kiai Mansyur dikenal ulama toleran. Dia punya keinginan besar membawa masyarakat Kota Magelang rukun, menghargai keberagaman berlandaskan iman, dan takwa.

Lalu, bagaimana arah pembangunan Pemkot Magelang tahun 2021-2026? Mengandalkan peran masyarakat, sampai lapisan terbawah. Ini sebagai implementasi pemaknaan visi dan misi, serta program unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang hasil pemilu  2020.

Visi dan misi ini merupakan janji politik. Kemudian diterjemahkan ke dalam tujuan, dan sasaran sebagai landasan perumusan strategi, dan arah kebijakan yang akhirnya mengarah pada program pembangunan daerah.

Plt Kepala  adan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Handini Rahayu  mengakui Kota Magelang hanya memiliki luas wilayah 18,54 kilometer persegi, dengan tiga kecamatan, dan  17 kelurahan. Maka semua elemen harus bekerja keras memberi kontribusi untuk pembangunan daerah, mewujudkan visi “Magelang Maju, Sehat dan Bahagia”. “Makna Kota Magelang yang maju ini sangat kompleks,” kata Dini.

Dimaknai sebagai kota berkembang, didukung ketersediaan infrastruktur yang dapat diakses oleh semua kelompok masyarakat. Tampilan fisiknya bagus, juga ditandai dengan kualitas pelayanan yang profesional. “Tata kelola pemerintahan ditingkatkan dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sebagai kota yang maju maka iklim inovasi juga selalu ditingkatkan,” ungkap Dini.

Sehat, punya pengertian luas. Meliputi kesehatan sumber daya manusia, baik jasmani dan rohani. Kemudian sehat dalam penyelenggaraan pemerintah, maupun alam, dan lingkungan sekitar.

“Lalu bahagia, mengandung makna keadaan masyarakat yang senang, tenteram, damai, sentosa, dan makmur lahir batin. Karena terpenuhi kebutuhan dasar dan pelayanan dasarnya,” ujarnya.

Masih menurut Dini, Pemkot Magelang menajamkan program 100 hari. Sebagai upaya percepatan   dalam rangka pencapaian visi misi. Secara kerangka perencanaan, maupun kerangka anggaran menggunakan rencana tahun 2021. Program 100 hari bisa dilaksanakan dengan cara memodifikasi, menyatukan, dan menyempurnakan  kegiatan-kegiatan yang sudah ada. Untuk  mulai masuk ke dalam fokus-fokus pencapaian visi misi melalui 12 program unggulan yang telah dirumuskan.

Selain itu dalam 100 hari kerja  juga mulai menyiapkan  kerangka regulasi, penyiapan konsep-konsep yang nantinya bisa diterjemahkan ke dalam perencanaan 2001 perubahan maupun rencana 2022. Pemkot akan mengemas kegiatan dengan program bottom up. Yaitu program yang dirumuskan melalui proses dari bawah. Yaitu berupa informasi, usulan, masukan, evaluasi, kajian yang bersumber dari masyarakat,  dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya.

Program Unggulan

Terdapat 39 program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang.  Sebanyak 12 diantaranya merupakan program unggulan.

  1. Peningkatan peran rumah ibadah
  2. Pemberian apresiasi dan insentif pengurus tempat-tempat ibadah, TPQ
  3. Pelayanan pendidikan gratis mulai PAUD, SD, SMP,
  4. Peningkatan kesejahteraan guru honorer
  5. Jaminan kesehatan gratis untuk masyarakat tidak mampu
  6. Pelayanan kesehatan paripurna
  7. Home care bagi balita dan lansia
  8. Reformasi birokrasi berbasis teknologi informasi dan sistem layanan terintegrasi
  9. Pengalokasian APBD untuk anggaran dana RT (ADRT) sebesar Rp 30 juta setiap RT untuk pemberdayaan masyarakat
  10. Program pelatihan dan pembentukan 1.500 wirausaha muda (startup) dan ruang usaha baru
  11. Pengembangan daya saing daerah berbasis inovasi dan potensi lokal
  12. Program pengelolaan sampah komprehensif menuju bebas sampah

Doa dan Harapan

Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengatakan sebaik apapun program pemerintah tidak akan jalan tanpa dukungan masyarakat. Dia telah merancang program-program strategis untuk mendorong partisipasi masyarakat.  Karena ia sangat ingin menjadikan RT dan RW sebagai ikon pembangunan daerah.

“Semua warga harus merasakan kemajuan kotanya, kesehatan kotanya, pasti kita akan bahagia,” ujarnya.

Dia akan mengalokasikan Rp 30 juta setiap RT untuk menyentuh program-program masyarakat. Serta mencetak 1.500 wirausaha baru, dengan program-program pelatihan, dan pendampingan secara nyata.

Ia menaruh harapan besar, kerukunan umat beragama di Kota Magelang terus terjaga. Jika masyarakat rukun, program apapun mudah tercapai, dan terlaksana. Ia telah membentuk Kampung Religi untuk semua agama. Yang pertama di Kelurahan Wates. Ditargetkan setiap kelurahan, terdapat satu Kampung Religi.

“Kalau penduduknya semakin baik dalam beragama, toleransi dan kepedulian masyarakat meningkat,” ujarnya.

Kabag Kesra Setda Kota Magelang Hadi Sutopo akan menindaklanjuti arahan wali kota dan wakil wali kota. Terkait pembangunan Rumah Bersama Agama di sekitar alun-alun. Ini menjadi pusat informasi seluruh agama di Kota Magelang. Melibatkan peran Forum Kerukunan Umat Beragama  (FKUB). “Rumah ini akan dilengkapi dengan berbagai macam kitab-kitab, informasi tempat-tempat ibadah, dan tokoh-tokoh agama. Bisa juga menjadi tempat menggelar kegiatan keagamaan,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengumpulkan takmir atau pengelola tempat ibadah dalam rangka peningkatan fungsi rumah ibadah. Tidak terbatas dipakai untuk kegiatan ibadah, namun juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif lainnya. (prokompim/mgl)

 


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya