27 C
Semarang
Sabtu, 25 Maret 2023

Kelurahan Bojong Salaman Kembangkan Kampung Tematik Aneka Usaha

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Semarang – Kota Semarang telah masuk pada level 1 PPKM. Meski demikian, pemerintah Kelurahan Bojong Salaman, Kecamatan Semarang Barat tetap tidak kendor dalam menjalankan protokol kesehatan. Sosialisasi kepada warga agar tetap patuh prokes terus dilakukan.

Di bawah pimpinan Lurah Bojong Salaman Anang Budi Prasetya, patroli PPKM tetap rutin digelar. Patroli dilaksanakan bersama babinsa dan bhabinkamtibmas. Bila ada warga yang tidak mengenakan masker makan akan ditegur dan diberi masker.

Kelurahan Bojong Salaman juga dikenal sebagai wilayah yang menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Warga sangat aktif dalam menjaga kerukunan. Tak hanya dengan yang beragama sama, tapi juga dengan warga yang berbeda agama.

Gereja St Theresia Bongsari merupakan salah satu tempat ibadah yang sering digunakan untuk kegiatan bersama antarumat beragama. Bahkan sejumlah agama Islam se-eks Karesidenan Semarang pernah berkunjung untuk belajar tentang keberagaman.

Untuk pemulihan ekonomi, di Bojong Salaman terdapat Kampung Tematik Aneka Usaha. Warga RW 08 Kelurahan Bojong Salaman memiliki berbagai macam usaha. Di antaranya adalah katering, bakso, mebel, dan souvenir.

Sebagian besar warga menjadikan usaha produksi rumahan sebagai mata pencarian utama, dan sebagian lainnya untuk tambahan penghasilan. Pendapatan dari produksi rumahan, mampu menyejahterakan keluarga masing-masing. Sehingga menjadi keluarga yang mandiri.

Ketua RW 08 H. Muhammad Soekirdi menyampaikan, warganya banyak yang mempunyai jiwa usaha, hal itu menjadikan banyak warganya yang berwirausaha. Faktor lingkungan juga berpengaruh. Karena suasana lingkungan yang demikian, warga banyak yang tertarik membuka usaha.

“Jadi, selain memiliki kemampuan memproduksi, warga juga memiliki kemampuan memasarkan aneka usaha milik masing-masing. Prinsipnya, tidak butuh banyak pendapat, yang penting banyak pendapatan,” jelasnya.

Soekirdi berharap agar ke depannya ada paguyuban untuk memasarkan produk, agar bisa meningkatkan penjualan lebih masif.

“Warga perlu membentuk paguyuban pemasaran, karena dengan kerjasama dan saling melengkapi, akan memudahkan warga memasarkan produksi mereka. Semakin beraneka ragam barang yang disediakan, semakin besar peminat pembeli,” katanya.

Namun demikian, selama masa Pandemi Covid-19, warga mengalami kesulitan memasarkan barang produksi mereka.

“Dampak Covid-19 sangat besar, banyak warga yang mengurangi produksi mereka karena minimnya pembeli selama masa pandemi. Katering misalnya, sebelum pandemi banyak pesanan, karena banyak acara, sedangkan di masa pandemi pesanan minim karena tidak ada acara,” tambahnya. (cr1/ton)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya