
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Kelurahan Miroto, Kecamatan Semarang Tengah adalah salah satu kelurahan yang terletak di tengah kota Semarang. Dengan posisi yang strategis otomatis membuat kelurahan ini menjadi cukup ramai. Terlebih banyak sekolah serta usaha para warga sekitar yang sudah aktif sekarang ini. Ekonomi pun bergerak.
Lurah Miroto Ngafi Kurniawan menjelaskan, Kelurahan Miroto didominasi oleh UMKM kuliner. Ini menjadi potensi andalan karena lokasinya di belakang balai kota Semarang, tepatnya di daerah Batan. Ketika pintu gerbang belakangbalai kota dibuka, para pelaku UMKM akan melakukan transaksi ekonomi. “Melalui kulineran, didukung pemkot, dan gedung-gedung sebelahnya,” ungkapnya.

Kuliner di Miroto sangatlah banyak, seperti tahu gimbal, pecel, penyetan. Kulineran Miroto terletak di tempat Padangbasela (Persatuan Pedagang Batan Selatan). Tempat tersebut menjadi primadona untuk para pelaku UMKM di sekitar Batan.
Padangbasela sudah memiliki paguyuban tersendiri. Sehingga meringankan beban kelurahan dan tidak memungut biaya kebersihan dan keamanan. Mereka hanya membayar sebesar Rp 5000 siang maupun malam selama pandemi. “Karena retribusi mereka dengan Dinas Pasar,” ungkapnya.

Hal menarik lainnya di Miroto adalah perhatiannya terhadap alam. Kelurahan ini mencoba membuat penghijauan agar mengurangi polusi yang ada. Terdapat kawasan hijau di berbagai titik, serta tanaman dan pepohonan yang berada di mana-mana. Miroto juga memiliki kampung hijau yang dinamai Kampung Miroto Paru-Parune Kutho yang terletak di RW3.
Terkait penanganan covid-19 di Miroto, vaksinasi sudah di atas 75 persen. Kendati demikian, patroli PPKM dan sosialisasi prokes tetap masih berjalan. “Terutama di tempat hiburan,” ungkapnya.
Ngafi yang pernah bertugas di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih mempunyai akses untuk bersinergi dengan BPBD dalam hal penyediaan alat pelindung diri. Ia mengajukan permohonan masker dan hand sanitizer untuk didistribusikan kepada masyarakat, terutama di masjid.
Diakui, ketika waktu salat jumat di sekitar kelurahan Miroto, masih ada jemaah yang tidak memakai masker, bahkan tidak menjaga jarak. “Saya kasihkan ke takmir. Tolong jika tidak menjaga jarak, minimal memakai masker lah,” jelasnya. (fgr/mg15/mg18/ton)