
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Masyarakat tidak usah bingung dalam melakukan perbaikan dan perawatan kendaraan utamanya roda empat. Di Kota Semarang telah berdiri bengkel mobil umum berkualitas dan memuaskan, CARfix.
Perusahaan ini terus berekspansi ke berbagai wilayah, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. CARfix dilengkapi dengan fasiltas dan layanan lengkap, baik dari segi bangunan, peralatan hingga mekanik. Perusahan ini terus berkembang, melebarkan lapangan kerja dan mampu menciptakan teknisi yang berkualitas dan profesional.

Tak salah, apabila perusahaan ini mendapat Anugerah Jawa Pos Radar Semarang 2019, dengan kategori “The Most Amazing Innovative Brand”. Penghargaan tersebut diterima oleh Division Head Marketing Communication, Sigit Wahyu Anggoro, di Semarang, Senin (9/9) malam.
“Sebenarnya CARfix lahir dari kebutuhan customer, kebutuhan pelanggan yang setiap tahun jumlah mobil itu tidak pernah berkurang, namun terus bertambah,” ungkapnya.

Di Kota Semarang, CARfix telah berdiri di sejumlah daerah. Seperti di Jalan WR Supratman, wilayah Tugu, Jalan Dr Setiabudi Sukun, hingga di Kendal. Outlet-outlet CARfix ini untuk menjangkau lingkungan sekitar dan mempermudah customer supaya tidak mengeluarkan biaya yang tinggi. “Sekarang di Semarang ada 12, paling besar itu di WR Supratman. Jadi gak ada pusat gak ada cabang, semua itu sama. Harapanya ke depan target kita 500 outlet di seluruh Indonesia,” katanya.
Banyak fasilitas yang dimiliki CARfix dalam memberikan kemudahan pelayanan ke customer. Seperti halnya saat masuk bisa melakukan input data melalui gadgetnya. Kemudian kebutuhan perawatan akan langsung terhubung ke penerima dan mekanik. Setelah selesai nanti akan muncul pemberitahuan di layar monitor ruang tunggu.
Diakuinya, masing-masing outlet memerlukan banyak tenaga, kurang lebih 15 sampai 20 orang. Sekitar 80 persen pekerja adalah mekanik. Banyaknya kebutuhan tenaga mekanik tersebut, CARfix juga bekerjasama dengan industri lokal termasuk MoU dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). “Ada SMK di Boyolali, Magelang, itu kita sudah bikin MOU, kurikulum kita transfer ke SMK. Sehingga sistem yang keluar ke SMK itu nanti masuk ke sini cuma pendidikan sistem IT-nya, tidak belajar lagi teknis mesin. Tidak perlu waktu panjang traning disini, semua sudah ready, langsung didistribusikan. Sehingga kita membantu lulusan SMK ini mendapat pekerjaan,” katanya. (mha/ton)